Obsesi Tak Kesampaian, EM Jadi Dokter Gadungan Tipu Perawat

Tersangka juga sudah mengajak korbannya, yang merupakan janda, untuk tidur bersama hingga berhubungan intim.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 18 Agustus 2021 | 19:39 WIB
Obsesi Tak Kesampaian, EM Jadi Dokter Gadungan Tipu Perawat
EM dokter gadungan dihadirkan di Mapolsek Pakem, Rabu (18/8/2021). - (Kontributor SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Pengangguran berinisial EM (44) ditangkap aparat kepolisian, setelah diduga menipu seorang janda warga Kapanewon Pakem, Sleman yakni MAN (41). Bukan hanya mengambil uang, tersangka telah mengajak tidur dan meminta korban keluar dari pekerjaannya.

Kala disambangi di Mapolsek Pakem, EM mengaku memiliki ide jadi dokter gadungan dilatarbelakangi cita-cita lamanya yang ingin menjadi dokter.

"Tidak kesampaian, lalu terobsesi," kata bapak enam anak ini, Rabu (18/8/2021).

Menjadi dokter gadungan membuatnya harus merogoh kocek sebagai modal menipu. Mulai dari membeli seragam identitas Korpri dan warna khaki, serta lencana Korpri di sebuah toko area Kota Jogja.

Baca Juga:Lusa! Polisi Periksa David NOAH Soal Kasus Dugaan Penipuan Rp1,15 Miliar

Selain itu, ia juga memesan identitas dengan nama dirinya dengan gelar dokter, lambang pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lengkap tali tercetak pula logo Kementerian Kesehatan RI.

Di awal menipu, EM memperkenalkan diri kepada korbannya lewat percakapan media sosial Facebook sebagai dokter pegawai negeri sipil di Puskesmas Kiaracondong, Jawa Barat.

"Bikin ini semua habis sekitar Rp500.000 ada lah," ujar EM yang tercatat sebagai warga Regol, Kiaracondong, Jawa Barat ini.

Diduga menipu sampai membuat korban memberinya uang Rp46 juta secara bertahap, EM menggunakan uang hasil mengelabui untuk membeli telepon genggam dan kebutuhan pribadi.

"Juga buat beli masker, saya jual COD (bayar di tempat)," urainya.

Baca Juga:Polisi Tak Tahan 5 Pelaku Penipuan Pakai Surat Bertanda Gubernur Sumbar, Ini Alasannya

Selama menipu korban, yang sempat ia ajak tinggal satu kontrakan itu, EM berlagak laiknya PNS Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

EM akan berangkat dan pulang pada jam umumnya orang-orang berangkat ke kantor. Padahal ia hanya berpura-pura dan tak sungguh-sungguh bekerja di Dinas Kesehatan.

"Kadang saya COD masker, kadang di stasiun, di beberapa tempat lain juga," ucap EM, pengangguran yang mengaku sebagai penjual makanan secara daring di Bandung itu.

Kapolsek Pakem Kompol Nuning Sukarningsih mengungkap, dugaan penipuan yang dilakukan oleh tersangka EM dimulai pada Desember 2020. Tersangka saling berkontak pesan dengan korban, lewat media sosial Facebook.

Perkenalan menjadi intens pada Januari 2021. Dalam perkenalan yang terjadi, tersangka juga mengirimkan foto identitas profesi dokter dan Kartu Tanda Penduduk dengan keterangan pekerjaan sebagai PNS.

Pada Februari 2021 pelaku ke rumah korban dan menjalankan modusnya. EM menyatakan ingin menikahi korban kemudian berdalih akan urus pindah tugas dari Bandung ke Jogja.

"Yang bersangkutan meminta sejumlah uang kepada korban. Namun pada Juli, korban mendesak janji tersangka yang akan menikahi," ucapnya.

Karena terdesak, maka tersangka membuat alasan akan ke Bandung mengurus perceraiannya dengan istri yang ada di Bandung.

"Tersangka ke stasiun ini diantar korban. Tapi setelah itu hilang kontak, korban tak bisa menghubungi tersangka lagi. Korban lalu melapor ke Mapolsek Pakem," tutur Nuning.

Kanit Reskrim Polsek Pakem AKP Hadi Purwanto menyebutkan, korban, yang awalnya merupakan seorang perawat, telah diminta resign dari pekerjaannya.

Sempat mengajak tinggal satu kontrakan, tersangka juga sudah mengajak korbannya, yang merupakan janda, untuk tidur bersama hingga berhubungan intim.

Karena tak enak dengan tetangga sekitar, korban akhirnya mencarikan tersangka tempat tinggal yang tak jauh dari kediaman korban.

Pascalaporan dari korban dan menyelidikinya, petugas Reskrim Polsek Pakem akhirnya berhasil menangkap tersangka di Kota Jogja, tak jauh dari RS PKU Muhammadiyah Ngupasan.

"Tersangka dipancing dan diiming-imingi lagi. Akhirnya bisa dihubungi. Saat ditangkap, tersangka mengakui semua perbuatannya," ungkap Hadi.

Selain menangkap tersangka, aparat juga menyita seragam batik biru Korpri, seragam PNS warna khaki, kartu identitas palsu PNS Dinkes DIY.

"Sejak awal menghubungi korban, tersangka memang punya niat menipu," kata dia.

Uang yang didapatkan dari menipu korban, EM gunakan untuk membeli telepon genggam dan memenuhi kebutuhan pribadinya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, EM disangkakan melanggar pasal 378 KUH Pidana dengan ancaman 4 tahun penjara.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini