Selain itu, saat ini sedang memasuki panen raya tidak saja di Sleman, tapi juga di sentra cabai Jateng dan Jatim.
"Siklus ini terjadi setiap tahun, saat panen raya harga tertekan karena pasokan banyak dan permintaan sedikit," urainya.
Sebagai tambahan informasi, beberapa hari ini produksi cabai Sleman mencapai 20 ton/ hari. Ini salah satu penyebab mengapa harga cabai tertekan, imbuh mantan Panewu Cangkringan ini.
"Saya menyarankan agar kita menggunakan 'ilmu titen' dalam ikut bertanam cabai," ungkapnya.
Baca Juga:Petani di Tulungagung Gigit Jari Harga Cabai Anjlok Tembus Rp 4 Ribu
Terkait dengan komoditas cabai, mengingat Sleman sudah ditetapkan sebagai salah satu sentra cabai nasional, maka Bupati Sleman telah meminta kepada DP3 untuk mencari jalan keluar produk olahan cabai, agar saat produksi melimpah dapat diolah atau diawetkan.
"Kami juga diminta Bupati untuk membantu sarana produksi kepada petani cabai. Salah satu di antaranya kami akan membantu mulsa," kata dia.
Selain memaparkan sejumlah hal, Suparmono terus mendorong petani ikut berperan dalam gerakan percepatan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan di lingkungan masing-masing.
"Insya Allah, kalau Covid bisa terkendali, maka permintaan produk pertanian dapat meningkat dan harga pasti akan meningkat kembali," tuturnya.
"Intinya jangan mudah menyerah. Kalau harga sedang bagus maka hasilnya sebagian ditabung atau disisihkan untuk cadangan manakala harga sedang tidak bagus," tandasnya.
Baca Juga:5 Fakta Perjalanan Lord Adi dari Petani Cabai Sampai Jadi Idola di MasterChef Indonesia
Kontributor : Uli Febriarni