Cerita Miris Warga Gunungkidul Terjerat Pinjol Laknat, Jual Rumah Hingga Gantung Diri

Sejumlah warga Gunungkidul terjerembab dalam cengkeraman pinjaman online alias pinjol laknat

Galih Priatmojo
Jum'at, 03 September 2021 | 14:11 WIB
Cerita Miris Warga Gunungkidul Terjerat Pinjol Laknat, Jual Rumah Hingga Gantung Diri
Warga Gunungkidul terpaksa tinggal di kandang tengah hutan akibat jeratan rentenir. [Kontributor / Julianto]

Teror demi teror pun mereka terima karena cicilan di rentenir tidak ada yang bisa mereka bayar. Hingga akhirnya Ngadiono dan keluarga bedol deso ke Sumatera. Mereka merantau karena sudah jenuh dikejar rentenir.

5 tahun merantau di Sumatera akhirnya Ngadiono memutuskan untuk kembali pulang ke Gunungkidul. Awalnya keluarga ini pulang ke rumah orangtua Sumini di Kapanewon Semanu. Namun mereka hanya bertahan selama 4 bulan karena alasannya tidak bisa mendapatkan pekerjaan.

"Terus saya balik ke Kedungranti. Saya awalnya tinggal di rumah yang saya jual dulu. Namun karena ndak enak, saya akhirnya tinggal di hutan,"kata Sumini.

Tinggal di Hutan Hingga Terpaksa Mencuri

Baca Juga:Kuota Kerap Habis di Kotanya, Gadis Asal Sukoharjo Ini Nekat Ikut Vaksinasi di Gunungkidul

Terhitung 3 tahun mereka tinggal di hutan milik Perhutani. Untuk bertahan hidup, mereka menanam berbagai tanaman mulai dari ketela hingga sayur-sayuran di sela-sela tanaman kayu putih milik Perhutani. Tiga tahun lebih, Sumini mengaku hidup tentram meskipun tinggal di hutan yang letaknya sekitar 1 kilometer dari tanah kelahirannya.

Seminggu sekali Sumini mengaku pergi ke perkampungan untuk menjual sayur yang ia tanam serta membeli bumbu dapur guna keperluan memasak. Namun suatu hari, ia terpaksa mencuri beras karena memang tak ada lagi uang untuk membeli beras.

Lima bulan yang lalu, ia mendapatkan tawaran untuk memelihara dua ekor sapi milik saudara mereka. Awalnya, keluarga ini ingin membangun kandang di dekat mereka tinggal di hutan milik Perhutani. Pihak Perhutani tidak mengijinkan jika keluarga ini membangun kandang sapi di area hutan.

"Terus saya minta ijin sama orangtua untuk mbangun kandang di sini (dekat sungai),"terangnya.

Karena capek bolak-balik dari ladang ke kandang maka akhirnya keluarga ini memutuskan untuk membuat sebuah kamar menyatu dengan kandang sekadar untuk tidur dan beraktivitas lainnya. Hingga akhirnya mereka benar-benar tinggal berbagi dengan 3 hewan ternak.

Baca Juga:Terpuruk Akibat PPKM, Pelaku Wisata Gunungkidul Terpaksa Jual Ternak untuk Bayar Angsuran

Ilustrasi hutan kawasan Banten (ist)
Ilustrasi hutan kawasan Banten (ist)

"Jadi awalnya sapi hanya dua, terus beranak 1. Anaknya milik saya,"ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak