Jadi Idola Mendikbudristek Nadiem Makarim, Ini Inovasi Pendidikan yang Digagas Bu Nuri

Bu Nuri bersama sang suami mensinergikan antara pendidikan dan wisata lewat kampung Flory.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 16 September 2021 | 08:16 WIB
Jadi Idola Mendikbudristek Nadiem Makarim, Ini Inovasi Pendidikan yang Digagas Bu Nuri
Nadiem Makarim dan Bu Nuri sosok Guru Penggerak di Jogja. [Nadiem Makarim / Instagram]

SuaraJogja.id - Nama Khoiry Nuria Widyaningrum atau kini akrab disapa Bu Nuri (36)  mendadak viral gegara rumahnya dipakai menginap Mendikbudristek Nadiem Makarim beberapa waktu lalu. Saat singgah, Nadiem mengaku mengidolakan Bu Nuri karena inovasi pendidikan yang dikerjakannya.

Bersama sang suami, Bu Nuri berhasil membentuk sinergi yang baik antara pendidikan dan wisata di Sleman lewat Kampung Flory

Nuri yang merupakan guru di SD Negeri Jetisharjo itu sudah sejak 2016 silam berkecimpung di Kampung Flory. Berawal dari konsep desa wisata yang kemudian terus dikembangkan.

"Saya sejak tahun 2016 itu kebetulan suami temennya adalah pegiat wisata pertanian kemudian ketemu habis itu kok saya ingin mensinergikan itu karena orang pendidikan ya suami juga, mau buat desa wisata," kata Nuri saat ditemui awak media di rumahnya, Rabu (15/9/2021).

Baca Juga:PTM Boleh Dilaksanakan, Nadiem Makarim: Jangan Euforia, Tetap Taat Prokes

Khoiry Nuria Widyaningrum atau Bu Nuri (paling kanan) didampingi sang suami dan kedua orang tuanya saat ditemui di rumahnya, Rabu (15/9/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja]
Khoiry Nuria Widyaningrum atau Bu Nuri (paling kanan) didampingi sang suami dan kedua orang tuanya saat ditemui di rumahnya, Rabu (15/9/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja]

Disampaikan Bu Nuri, setelah konsep desa wisata itu muncul hingga dikukuhkan oleh Bupati Sleman saat itu Sri Purnomo. Kemudian tempat yang berbasis masyarakat itu berkembang dengan memunculkan kuliner serta outbound.

"Waktu itu outboundnya tentang pendidikan berkarakter. Jadi kita menangkap peluang dana bos yang untuk kunjungan luar sekolah. Nah jadi tripnya ke Kampung Flory tapi disinkronkan dengan materi pembelajaran di semester itu," terangnya. 

Ia mengakui proses itu tidak begitu lama dan justru malah mengalir begitu saja. Bu Nuri dan pengelola lainnya memimpikan bahwa Kampung Flory bisa menjadi salah satu ikon pariwisata di DIY.

Khususnya dalam urusan mensinergikan pertanian, pariwisata, budaya dan pendidikan. Sasarannya pun untuk kalangan umum tidak hanya pelajar saja.

"Waktu itu budaya yang kita angkat ada angklung, gamelan, kita juga ada bergodo di kampung ini. Makanya mungkin kemarin yang survei (protokoler Menteri Nadiem) ke sini melihat menarik gitu ya," ujarnya. 

Baca Juga:Pesan Khusus Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia buat Nadiem Makarim

Tidak hanya aktif sebagai pengelola di Kampung Flory saja, tetapi Nuri juga ikut berkecimpung di Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang ternyata setelah dilihat lebih jauh komunitas itu sejalan dengan konsep merdeka belajar yang dicanangkan Mendikbudristek.

Konsepnya, Bu Nuri menjelaskan bahwa memang sebagai guru itu seharusnya memiliki tujuan tentang pendidikan itu menuntun kodrat anak. Mengasah bakat dan potensi anak untuk mencapai kebahagian setinggi-tingginya.

"Namun selama ini mungkin kita kebanyakan hanya terkungkung dikurikulum materi. Transfer knowledge aja. Tapi sebenarnya budi pekerti, karakter itu yang menjadi tujuan utama," urainya.

Itu juga yang kata Bu Nuri, menjadi program dari Menteri Nadiem tentang merdeka belajar. Terutama untuk menjadi agen transformasi pendidikan di masa sekarang ini.

"Transformasi kan berubah, jadi mau mengubah nih tapi memang tidak bisa semudah membalik telapak tangan. Itu berawal dari mengubah mindset. Nah di GSM kami selalu diberi narasi yang kuat untuk mengubah mindset kita bahwa butuh guru-guru yang punya perilaku berbeda, berani menyimpang dari zona nyamannya," paparnya.

Menyimpang dari zona nyaman itu dalam artian masih ranah yang tetap positif. Menyimpang dari pendidikan feodalisme dan pendidikan kolonial yang saat ini masih diterapkan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak