Nasib Pedagang Buku Shopping Center Diterpa Pandemi, Terpaksa Hutang untuk Bertahan Hidup

Sejumlah pedagang buku di Shopping Center mengeluhkan sepi pembeli akibat pandemi

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 17 September 2021 | 09:55 WIB
Nasib Pedagang Buku Shopping Center Diterpa Pandemi, Terpaksa Hutang untuk Bertahan Hidup
Suasana kios buku di shopping center Yogyakarta, Kamis (16/9/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Tumpukan buku tertata rapi di sepanjang kios berukuran 3x4 meter yang berada di Taman Pintar Bookstore atau Shopping Center Yogyakarta siang itu. Buku novel, agama, hingga buku pelajaran baik SD-SMA berjejer untuk memudahkan pembeli mencari buku yang mereka inginkan.

Hari itu tampak seorang wanita tengah sibuk memilih sejumlah buku di kiosnya. Wanita bernama Siti (32) tersebut sedang mencarikan sebuah buku permintaan pelanggan tentang pembangunan negara dalam perpolitikan Indonesia.

Butuh waktu lama memang mencarinya, namun, dari ribuan buku yang disediakan di toko miliknya, Siti menemukan sejumlah buku yang tidak jauh dari pembahasan politik dan juga kenegaraan.

Suasana kios buku di shopping center Yogyakarta, Kamis (16/9/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]
Suasana kios buku di shopping center Yogyakarta, Kamis (16/9/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Sayang, meski ada alternatif buku yang diberikan, pembeli tak langsung mengambilnya. Ia masih mempertimbangkan buku yang dia cari dan tidak jadi membeli.

Baca Juga:Aturan Ganjil-Genap Diterapkan Akhir Pekan, Wawali Jogja Akui Bakal Rumit

"Ya kadang ada buku yang mereka cari tidak sesuai. Akhirnya mencari ke toko lain, siapa tahu ada yang sesuai kan," ujar Siti seusai melayani sejumlah pembeli yang datang ke kios miliknya, Kamis (16/9/2021).

Meski tidak mendapat pelanggan siang itu, Siti menceritakan bahwa pada pagi hari ketika membuka kios sudah ada pembeli yang datang. Hanya dua buku yang terjual dan itu sudah ia syukuri.

Berbeda pada waktu dimana Covid-19 bahkan PPKM belum diterapkan, ibu satu anak itu sudah bisa meraup omzet yang besar. Bahkan permintaan terhadap buku saat itu juga tak sedikit.

Namun ketika virus asal Cina ini menginvasi Kota Pelajar Maret 2020 lalu, semua sektor lumpuh. Bahkan pengusaha buku termasuk dirinya menjadi korban.

"Akhirnya kita cuma bisa menerima keadaan saja. Kalau mau kembali ke waktu sebelum ada pandemi juga sulit," terang dia.

Baca Juga:Cerita Hyatt Regency Jogja Terus Kembangkan Kreasi Demi Tarik Tamu Selama Pandemi

Ia pun berkisah sedikit ketika pemerintah menutup pasar-pasar di Kota Jogja untuk mengurangi penyebaran. Mengingat shopping center juga salah satu tempat jual beli yang kerap menimbulkan kerumunan.

"Kan dibatasi sekali. Apalagi saat PPKM Level 4 itu. Hampir semua pasar yang tidak menjual bahan pokok harus tutup. Untungnya ketika ada perpanjangan PPKM kalau tidak salah akhir Juli 2021 itu shopping center boleh dibuka. Tapi dari pukul 08.00-12.00 wib," tentu waktu itu kurang.

Pada waktu itu, datang ke kios dan berjualan serasa tak ada artinya. Sebab tidak ada pengunjung sama sekali dan ia hanya bermain gawai, sambil sesekali menawarkan buku lewat online.

Sedikit harapan akhirnya muncul. Penerapan PPKM Level 3 membuka seluruh pasar termasuk shopping center dengan protokol kesehatan yang ketat. Serasa menjadi angin segar setidaknya ada pengunjung yang datang ke kiosnya. Operasional juga diperpanjang bukan pukul 08.00-15.00 wib.

"Tapi kalau dibanding dengan tahun lalu (2020) yang juga dalam situasi pandemi, pengunjungnya di tahun ini malah sepi. Mungkin butuh waktu dulu," terang dia.

Bagi pedagang buku lainnya, Sufia Ernawati kondisi saat ini mau tidak mau harus bertahan dengan berbagai cara. Sedikitnya kunjungan pembeli, bahkan wisatawan di sekitar Taman Pintar yang tidak ada karena belum dioperasikan, dirinya harus berhutang dahulu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini