Terdampak Pandemi, Peternak di Sanden Alihkan Kambing Kontes Jadi Kambing Perah

kambing ettawa di Sanden yang biasa untuk kontes kini jadi kambing perah.

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Jum'at, 24 September 2021 | 16:10 WIB
Terdampak Pandemi, Peternak di Sanden Alihkan Kambing Kontes Jadi Kambing Perah
Imbas Pandemi, Peternak Kambing Kontes Beralih Produksi Susu, Jumat (24/9/2021). [SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono]

SuaraJogja.id - Peternak kambing peranakan ettawa (PE) di Padukuhan Sangkeh RT 41, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul membuat olahan susu kambing. Padahal sebelumnya kambing-kambing itu dipelihara untuk mengikuti kontes. 

"Tapi karena pandemi ini jadi sudah enggak ada kontes kambing lagi, jadi diberdayakan untuk kambing perah," ujar Ketua Kelompok Peternak Kambing Menda Mukti, Yuni Kurniawan saat ditemui awak media di kediamannya, Jumat (24/9/2021). 

Dikatakannya, kalau tidak ada kontes harga kambing stagnan. Harga kambing akan melejit bila menjuarai kontes dan dapat sertifikat. 

"Kalau dapat juara dan sertifikat, itu ada nilai tambahnya. Untuk harga kambing PE yang menang kontes tidak ada harga standarnya," katanya. 

Baca Juga:Berharap PPKM di Bantul Turun Level, Dispar Siap Buka Sejumlah Destinasi Wisata

Namun, lanjutnya, kambing kelas kontes berkualitas bagus harganya berkisar antara Rp20-30 juta untuk anakan kambing atau cempe. Cempe adalah sebutan anak kambing dalam Bahasa Jawa. 

"Harganya bisa mencapai puluhan juta bagi kambing kontes yang kualitasnya bagus," paparnya. 

Menurut pria yang juga anggota Reskrim Polsek Sanden itu, kambing yang menghasilkan susu ialah yang tidak diikutkan kontes. Pihaknya punya 30 ekor kambing saat ini. 

"Susu yang diperas diolah menjadi susu segar dan kefir untuk pengobatan. Olahan kefir paling bagus kan dari susu kambing," terang dia

Dalam satu hari, ia memerah susu kambing setiap pagi dan sore. Pada pagi hari biasanya menghasilkan 1,5 liter susu. 

Baca Juga:PTM Dimulai, Disdikpora Bantul Belum Akan Lakukan Tes Swab Acak

"Saat sore hari susu yang diperah hasilnya satu liter. Jadi total sehari dari satu kambing bisa menghasilkan 2,5 liter susu," katanya. 

Lantas, hasil susu yang sudah diperah dijual. Harga susu kambing murni dijual Rp25.000. Sedangkan untuk dijual dalam kemasan botol Rp10.000. 

"Satu botol isinya 250 mililiter harganya Rp 10.000. Varian rasanya pun berbeda-beda seperti coklat, stroberi, durian, pisang, mangga, dan melon," paparnya.    

Sejauh ini penjualan susu dilakukan secara online. Pembelinya rata-rata adalah warga Bantul. 

Perawatan kambing perah, katanya, tidak terlalu rumit. Yang penting selalu memberi protein lengkap serta ada sentrat tiap pagi dan sore. 

"Selain itu kambing juga dimandikan dan dikeramasi," ungkapnya.  

Adapun kendala dalam mengolah susu segar yakni butuh ruang pasteurisasi. Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir dan suatu proses untuk memperlambatkan pertumbuhan mikroba pada makanan. 

"Pasteurisasi itu harus komplit dan steril. Sekarang ini kami belum punya, kalau ada bantuan akan dibuat ruang pasteurisasi," ujarnya. 

Ia mulai beternak pada 2007 setelah belajar dari tetangga yang pernah KKN di Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Kemudian pada 2010 memutuskan untuk membentuk kelompok ternak. 

"Saya mulai beternak kambing PE sejak tahun 2007 akhir. Lalu pada 2010 membentuk Menda Mukti ini," imbuhnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak