Dengan insting yang ia latih dirinya mencoba memahami lingkungan di sekitarnya sehingga tidak terkendala ketika beraktivitas. Beberapa barang di rumahnya sudah menjadi penanda ketika dia melakukan mobilitas. Letak pintu tekstur lantai dan juga suara burung yang ia pelihara menjadi tanda atau alarm dirinya ketika berjalan kaki.
"Jadi karena sudah hapal, sudah tidak kesulitan lagi,"jelasnya.
Untuk bercocok tanam dirinya banyak belajar dari YouTube. Telepon genggam yang ia miliki memiliki aplikasi khusus yang sangat membantu para tunanetra untuk bisa berdialog ataupun berinteraksi dengan orang lain. Fasilitas suara lebih banyak tertanam di aplikasi handphone yang ia miliki.
Handphone yang ia miliki ini adalah handphone kedua karena handphone pertama telah dicuri oleh orang yang yang ingin mendapatkan layanan pijat dari dirinya. Untuk membelinya, ia mengaku terpaksa berhutang kepada temannya sesama tunanetra.
Baca Juga:Viral Anggota Satpol PP Gunungkidul Langgar Prokes, Timbulkan Kerumunan Saat Gelar Hajatan
Kini ia mencoba menjalani hidup dengan legowo dan apa adanya. Dirinya tidak mempersalahkan tidak masuk dalam daftar penerima bantuan dari pemerintah. Bersama istrinya ia akan berusaha untuk tetap hidup dengan keterampilan yang mereka miliki.
Dari usahanya bercocok tanam jahe ataupun pisang ya mencoba untuk bertahan hidup, bahkan jika bisa dia akan memberikan bantuan kepada orang lain secara sukarela. Termasuk ketika ada tetangganya yang yang menginginkan buah pisangnya yang sudah masak, Bambang akan memberinya secara cuma-cuma.
"Dari mana tahu kalau pisangnya masak? Ada tetangga yang memberi tahu saya. Tetangga di sini baik-baik,"terangnya.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:Tragis, Pria Ini Meninggal di Kamar Pacarnya Saat Hendak Lamaran