Suparmono menyatakan, saat ini total total usaha pariwisata yang sudah mengantongi CHSE ada 155. Terdiri dari objek wisata, rumah makan, hotel.
Tetapi, belum semuanya yang memiliki kode batang Pedulilindungi untuk dipindai.
"Karena mereka urusnya lewat asosiasi masing-masing," ujarnya.
Sementara di antara 155 usaha pariwisata tadi, ada 18 objek wisata yang sudah mengantongi sertifikat CHSE maupun kode batang Pedulilindungi untuk dipindai.
Baca Juga:Emosi Akibat Sering Rewel, Ayah Tiri di Sleman Nekat Sudut Lidi Panas ke Bibir Anaknya
Tiga destinasi yang sudah memiliki CHSE dan QR Code di antaranya adalah objek wisata yang sudah buka seperti Tebing Breksi, Keraton Ratu Boko, Merapi Park.
Sementara itu, 15 objek wisata lainnya adalah objek wisata yang akan diujicoba buka selanjutnya. Terdiri dari objek luar ruang (wisata outdoor), desa wisata, sejumlah museum.
"Karena dari sana [pemerintah pusat] kan menghendaki wisata outdoor, bukan wisata air, yang seperti itu. Museum kami ajukan mengingat kan tidak semua museum itu tertutup," terangnya.
Suparmono menegaskan, walaupun ada desa wisata yang akan dipersiapkan untuk buka, nantinya di sana tidak diperkenankan mengadakan aktivitas atau wisata air maupun outbond.
"Karena itu titik rawan penyebaran karena orang pasti buka masker. Kemenkes juga melarang itu. Kalau contoh yang ada, Merapi Park itu ada kolam renangnya, tapi kolamnya tutup," tegasnya.
Baca Juga:Anak Difabel di Sleman Dianiaya Pengasuh, Diborgol Hingga Disiram Air Panas
Kontributor : Uli Febriarni