Bantul Targetkan Penurunan Level PPKM, Masyarakat yang Menolak Tes Swab Jadi Kendala

Jika mereka menolak, maka level PPKM di Bantul sulit untuk turun.

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Kamis, 07 Oktober 2021 | 15:06 WIB
Bantul Targetkan Penurunan Level PPKM, Masyarakat yang Menolak Tes Swab Jadi Kendala
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso ditemui wartawan di kantor Dinkes Bantul, Selasa (26/1/2021). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kabupaten Bantul menargetkan PPKM bisa turun ke level 2 pada akhir Oktober ini. Saat ini Bantul masih berada di PPKM level 3. Sebab, angka kematian akibat virus corona di Bumi Projotamansari masih sekitar 2,3 kasus per minggunya.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul dr Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mulai melandai. Rata-rata dalam dua minggu terakhir tercatat 30 kasus per hari, bahkan ada yang 15 kasus sehari.

Untuk jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 pun lebih banyak daripada yang meninggal. Dalam satu minggu ini, kasus meninggal akibat Covid-19 hanya satu kasus.

"Seminggu kemarin hanya kasus yang meninggal dibanding minggu lalu ada lima kasus. Minggu terakhir kemarin ada tiga kasus," paparnya, Kamis (7/10/2021).

Baca Juga:Gym Boleh Buka, Aturan Terbaru PPKM Level 3 Jakarta, Berlaku 5-18 Oktober 2021

Menurutnya, penanganan kasus-kasus pasien yang paling banyak akhir-akhir ini adalah yang bergejala ringan dan sedang.

"Untuk yang bergejala berat sudah ditangani di rumah sakit dan angka kematiannya rendah," katanya.

Ia menyebutkan, jika kasus kematian hanya satu setiap minggunya dan bisa bertahan selama satu bulan maka PPKM di Bantul bisa segera turun. Kendati demikian, diakuinya, masih sulit untuk menekan angka kematian 2,3 dalam seminggu.

"Kami tidak mungkin bisa menurunkan jumlah tersebut di bawah itu dalam waktu seminggu. Kecuali meningkatkan banyak testing," terangnya.

Apabila jumlah testing ditingkatkan, sehingga semakin banyak yang diketahui hasil sampelnya. Dengan begitu, otomatis perbandingan untuk angka kematian akan lebih cepat turun.

Baca Juga:PPKM Jakarta Diperpanjang, Anies ke Warga: Sabar

"Artinya memang harus beriringan untuk mengejar turun level 3 ke 2. Jadi testing terus digencarkan dan angka kematian bisa ditekan," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya telah meminta tenaga kesehatan (nakes) yang ada di puskesmas guna memperbanyak testing. Satu orang yang dinyatakan positif Covid-19, maka ada 15 orang yang wajib dites.

"Kami minta para tracer yg diperbantukan di puskesmas untuk lebih banyak meningkatkan testing dan tracing. Jika ditemukan satu orang yang positif maka 15 orang harus menjalani tracing," katanya.

Namun kendalanya ada masyarakat yang enggan terkena pelacakan kontak maupun test swab. Pasalnya, kasus Covid-19 mulai landai, lalu mereka beranggapan tidak perlu dites.

"Dengan penurunan kasus ini mereka menolak untuk ditesting dan dilacak. Itu yang mempersulit kami. Jika mereka menolak, maka level PPKM di Bantul sulit untuk turun. Butuh partisipasi dari masyarakat agar mau dilacak dan testing," ujarnya.

Oki, sapaannya, menegaskan bahwa hasil test swab belum tentu positif. Semakin tinggi hasil negatif yang dites, maka angka kematian dan angka positivity rate akan turun cepat.

"Kalau mereka mau dites maka level PPKM akan cepat turun. Bisa saja langsung turun ke level 1," imbuhnya.

REKOMENDASI

News

Terkini