SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan jelang libur natal dan tahun baru (nataru). Optimalisasi penerapan aplikasi PeduliLindungi hingga pengalihan wisatawan ke destinasi wisata lain menjadi pilihan.
Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Sleman, Aris Herbandang tidak memungkiri antusiasme masyarakat untuk berwisata sudah kembali meningkat. Walaupun memang sudah ada aturan-aturan yang diterapkan.
"Nah upaya kami yang pertama terkait dengan pengendalian wisatawan itu tentunya dengan adanya PeduliLindungi yang harus diinstal. Kita sudah mendesian baliho besar di beberapa lokasi yang kita ingatkan wisatawan untuk masuk ke destinasi siapkan aplikasi PeduliLindungi atau Visiting Jogja," kata pria yang akrab disapa Bandang itu saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (6/11/2021).
Dijelaskan Bandang, nanti di dalam aplikasi tersebut sudah akan menggambarkan tentang kondisi destinasi wisata itu dari segi kapasitas kunjungan. Jumlah itu juga sudah dikonversi dari perhitungan maksimal 50 persen dari kapasitas keseluruhan.
Baca Juga:Antisipasi Potensi Ancaman La Nina, Dispar Sleman Siapkan Hal Ini
"Misal dari kapasitas 1.000 itu sudah terpenuhi atau belum. Dari perhitungan itu sudah dikonversi menjadi 50% dari kapasitas destinasi. Ini akan dialihkan ke tempat lain kalau sudah penuh," ungkapnya.
Jika memang sudah penuh nantinya wisatawan kemudian akan diarahkan menuju destinasi wisata lainnya. Menurut Bandang, Sleman sendiri sudah cukup diuntungkan dengan sejumlah destinasi wisata yang satu dengan lainnya itu berdekatan dan sudah terkoneksi dengan baik.
"Misalnya di Bukit Klangon sekarang sudah ada Teras Merapi, yang dulunya orang hanya bertujuan ke Klangon saja sekarang ada alternatif lain. Misalnya salah satu ini kapasitas daya tampung sudah penuh tentunya yang wisatawan akan dialihkan ke satu sama lain," terangnya.
"Begitu juga di kawasan Prambanan, kawasan Kaliurang dan sebagainya itu satu dengan yang lain sudah menerapkan aplikasi PeduliLindungi sehingga untuk pengendalian pengunjung sudah bisa terkondisi dengan baik," sambungnya.
Terkait dengan libur nataru, Dispar Sleman mengharapkan kesadaran masyarakat untuk berwisata dengan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Bahkan tidak hanya wisatawan, pengelola pun juga sudah harus siap secara sarana dan prasarana prokes serta mengawasi penerapannya.
Baca Juga:Objek Wisata Mulai Buka, Dispar Sleman Harap Dongkrak PAD 2021 hingga Rp1,5 Miliar
Bandang menilai dengan status PPKM khususnya di Sleman yang sudah turun level 2 memberikan keuntungan tersendiri dari segi pariwisata dan prokes. Pasalnya dengan sudah banyaknya destinasi wisata yang buka maka wisatawan memiliki lebih banyak opsi untuk dikunjungi.
"Kalau dulu waktu level 3 itu kunjungan wisatawan hanya terfokus pada tiga tempat destinasi yang buka sekarang sudah makin banyak yang buka. Tentunya sebaran juga akan semakin merata tidak terkonsentrasi pada 1-3 titik saja," ujarnya.
Belum lagi ditambah, setidaknya sudah ada hampir 70 persen destinasi wisata di Sleman yang mengantongi aplikasi PeduliLindungi dan sertifikat CHSE. Sehingga penerapan prokes akan lebih maksimal.
"Sudah kami ingatkan dan minta sejak awal bahwa setiap destinasi wisata itu mempunyai satgas Covid-19 di lingkungan masing-masing untuk mengendalikan dan memastikan bahwa protokol kesehatan di destinasi wisata atau desa wisata sudah bisa terlaksana dengan baik," tegasnya.
Tak hanya destinasi wisata, desa wisata di Bumi Sembada pun mayoritas telah memiliki sertifikat CHSE dan PeduliLindungi. Namun bagi yang belum memiliki, Dispar Sleman terus mendorong untuk segera melengkapi sejumlah syarat itu.
"Kami turut mendorong desa wisata desa wisata yang lain untuk segera bisa mempunyai sertifikasi paling tidak ada rekomendasi CHSE dari Dinas Pariwisata Sleman," pungkasnya.