Penghasilanya tak main-main. Mempekerjakan lebih dari 300 penjahit lokal asal DIY dan sekitarnya, Suta saat ini mampu menjual sekitar 10 ribu pakaian setiap bulannya. Omzetnya pun cukup fantastis. Sebulan dia bisa mengatongi sektiar Rp 600 juta hingga Rp 1 miliar lebih.
"Kenapa saya pilih fashion, karena dulu saya dan istri tidak bisa beli baju satupun. Sekarang istri kalau ingin, tinggal ambil di gerai. Toh inspirasi baju saya kan istri jadi setiap yang dia pakai pasti pas," ujarnya sembari tertawa.
Membalas Sosok Bu Tri
Sempat berhenti berjualan saat awal pandemi, bisnis Suta kembali moncer setelah tiga bulan. Penjualan online lewat sosial media (sosmed) pun laris bak kacang goreng. Keputusannya tak merumahkan karyawan berbuah manis. Orderan yang semakin banyak pun mampu dipenuhinya dengan lancar.
Baca Juga:Libur Natal Target Okupansi Hotel Meleset, PHRI DIY: Kita Belum Baik-baik Saja
Karenanya Suta Mahesa dan Farah ingin sekali membalas budi pada orang-orang yang telah membantunya. Pada Bu Sri atau Bu Tri yang tak pernah ditemuinya sejak pertemuan pertama dan terakhirnya di mushola SPBU Jalan Magelang atau pemilik boot yang memberikannya gantungan baju untuk mengawali bisnisnya.
Suta tak pernah lelah mencari siapa sebenarnya Bu Tri atau Bu Tri. Setiap hari dia mencari di sosmed dan mencocokan wajah dengan sosok Bu Sri atau Bu Tri yang ada di ingatannya.
"Saya ingin bersujud dan berterima kasih kepada bu sri atau bu tri yang meminjami uang. Saya sekarang lost contac dengan beliau karena hp saya pernah hilang, padahal nomor kontak bu sri atau bu tri ada di hp itu. Kalau ibu tahu keberadaan saya, tolong kontak saya di setiap gerai farah button," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Pagi Cerah, Sebagian Wilayah DIY Berpotensi Hujan pada Siang hingga Sore Hari