SuaraJogja.id - Tutup usianya legenda Jadah Tempe Sudimah Wiro Sartono atau dikenal juga Mbah Carik meninggalkan kesedihan mendalam bagi banyak orang. Terlebih keluarga dan anak-anak dari Mbah Carik sendiri.
"Ibu saya itu, wanita terhebat nomor satu di muka bumi. Tidak ada yang bisa menggantikan kehebatan ibu saya. Wanita terbaik pertama adalah ibu saya," kata anak ketiga dari Mbah Carik, Bejo Wiryanto kepada awak media, Rabu (12/1/2022).
Di mata Bejo, ibunya adalah sosok yang tidak ragu untuk membagikan semua ilmunya kepada orang lain. Mbah Carik, ibunya, bukanlah sosok yang hanya berpikir untuk dirinya sendiri tetapi juga masyarakat luas.
"Dia mengajarkan apa pun, tentang kebaikan-kebaikan, tentang masa depan, dan beliau selalu berpikir tentang negara, tentang masyarakat bagaimana cara mencari nafkah. Beliau tidak egois. Itu yang saya ketahui selama ini," ungkapnya.
Baca Juga:Mbah Carik Legenda Jadah Tempe Kaliurang Meninggal Dunia di Usia 92 Tahun
Ia menjelaskan, Mbah Carik sendiri memiliki anak berjumlah sembilan orang. Dari sembilan anaknya, itu lima di antaranya sudah mendahului beliau meninggal dunia.
Saat ini hanya menyisakan empat orang anaknya yang masih ada. Kemudian cucunya sendiri ada sebanyak 12 orang dengan cicit 8 orang.
"Jadi ibu itu (meninggal dunia) karena sudah sepuh sebelumnya beliau itu memang sakit," ujarnya.
Disinggung mengenai wasiat terakhir dari mendiang ibunya, kata Bejo, Mbah Carik lebih berpesan untuk kemajuan Republik Indonesia di masa depan. Dalam wasiatnya itu Mbah Carik menyoroti sosok pemimpin ideal yang seharusnya memimpin nusantara.
"Semua pemimpin di republik ini harus mempunyai sifat seperti rajawali. Artinya pemimpin itu harus punya sifat seperti raja yang melindungi, mengayomi, sudah punya harta, wali itu ahli agama. Seorang pemimpin itu kalau dia sebagai raja dia tidak akan korupsi. Seorang pemimpin kalau dia sebagai wali pasti mengajarkan agama dan perbuatannya pasti baik. Jadi jangan coba-coba memimpin di republik ini kalau dia tidak punya sifat sebagai raja dan wali. Itu amanah ibu saya," paparnya.
Baca Juga:Menjelang Tahun Baru, Penginapan di Kaliurang Habis Dipesan
Legenda Jadah Tempe Mbah Carik atau dikenal juga dengan Sudimah Wiro Sartono tutup usia pada Selasa (11/1/2022) petang. Mbah Carik yang merupakan generasi kedua penerus usaha jadah tempe di Kaliurang itu meninggal dunia pada usia 92 tahun.
Kabar duka tersebut dibenarkan oleh Lurah Hargobinangun Amin Sarjito. Ia menyebut bahwa Mbah Carik meninggal dunia di rumahnya tepatnya di Kaliurang Selatan, RT 4 RW 13, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman.
Berdasarkan pantauan SuaraJogja.id di rumah duka, pelayat sudah datang ke sana sejak sekitar pukul 10.02 WIB pagi. Karangan bunga dari berbagai pihak mulai dari Bupati Sleman, Sekda dan lainnya juga telah ada di sekitar rumah duka.
Jenazah sendiri akhirnya diberangkatkan menuju peristirahatan terakhir pada pukul 11.50 WIB. Berdasarkan informasi yang diterima mendiang Mbah Carik disemayamkan di Makam Mayang Sekar tepatnya di Kaliurang Timur, Hargobinangun.