Krisis Ukraina Makin Memanas, NATO Siagakan Kapal Perang dan Jet Tempur Tambahan

Rusia mengecam langkah NATO itu dengan menyebutnya sebagai "histeria" dalam menanggapi peningkatan keberadaan pasukan di perbatasan negara itu dengan Ukraina.

Galih Priatmojo
Selasa, 25 Januari 2022 | 20:18 WIB
Krisis Ukraina Makin Memanas, NATO Siagakan Kapal Perang dan Jet Tempur Tambahan
Seorang tentara Ukraina berjalan di posisi tempur dekat garis pemisahan dari pemberontak yang didukung Rusia di dekat Horlivka di wilayah Donetsk, Ukraina, 22 Januari 2022. (ANTARA/Reyuters/Anna Kudriavtseva/as)

Denmark, Spanyol, Prancis, dan Belanda sedang berencana atau mempertimbangkan mengirim pasukan, pesawat, atau kapal ke Eropa sisi timur, kata NATO.

Seorang pejabat Polandia mengatakan pemerintah negaranya sedang membuat pertimbangan untuk mengirimkan pasukan ke Ukraina.

Ukraina berbatasan dengan empat negara anggota NATO, yakni Polandia, Slovakia, Hongaria, dan Romania.

Ketegangan Meningkat

Baca Juga:Perundingan Rusia-AS: Sergey Ryabkov Ngotot Barat Harus Hentikan Ekspansi NATO

Inggris mengatakan sedang menarik beberapa anggota staf beserta keluarga mereka dari kedutaan di Ukraina karena peningkatan ketegangan.

Langkah itu ditempuh Inggris satu hari setelah AS mengatakan telah memerintahkan anggota keluarga para diplomatnya untuk pergi meninggalkan Ukraina.

Diplomat-diplomat AS diperbolehkan tetap berada di negara itu secara sukarela.

Juru bicara kantor kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menuding negara-negara Barat bersikap "histeris" dan menyebarkan informasi yang "dibubuhi dengan kebohongan".

"Kita melihat pernyataan-pernyataan dikeluarkan oleh Aliansi Atlantik Utara soal penguatan, penarikan pasukan serta sumber daya ke sisi timur. Semuanya ini mengarah pada fakta bahwa ketegangan sedang meningkat," katanya.

Baca Juga:Turki Akan Usir 10 Dubes Negara Barat Ini, Padahal 7 Diantaranya Sekutu di NATO

"Kejadian ini tidak berlangsung karena apa yang kami, Rusia, lakukan. Ini semua terjadi akibat apa yang NATO dan AS sedang lakukan dan akibat informasi yang mereka sebarkan."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak