PKL Mulai Pindah ke Teras Malioboro, Daldini Kebingungan Lapak Baru Terlalu Kecil

sejumlah PKL Malioboro mulai mengemasi barangnya untuk dipindah ke Teras Malioboro

Galih Priatmojo
Selasa, 01 Februari 2022 | 14:57 WIB
PKL Mulai Pindah ke Teras Malioboro, Daldini Kebingungan Lapak Baru Terlalu Kecil
Para PKL Malioboro menata lapak mereka di Teras Malioboro 2, Selasa (01/02/2022). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - PKL Malioboro mulai berpindah ke dua lokasi baru relokasi di Teras Yogyakarta 1 di eks Bioskop Indra dan di Teras Malioboro 2 di eks Dinas Pariwisata DIY, Selasa (01/02/2022). Selama relokasi, seminggu kedepan sekitar 1.836 PKL Malioboro diminta segera memindahkan barang-barang mereka dari selasar Malioboro menuju ke dua lokasi baru tersebut.

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, setiap PKL mendapatkan jatah lapak berukuran 1,8 meter x 1,05 meter serta 1,25 x 1,25 meter.

Salah seorang PKL, Daldini (65) mengaku sedikit kebingungan untuk menata dagangannya di lapak baru yang berada di Teras Malioboro 2. Dagangan berupa kerajinan kulit di dekat Mirota Batik Jalan Margomulyo tak bisa dipindahkan seluruhnya di tempat baru.

"Iya ini bingung mau ditaruh mana semua dagangan saya, lapaknya terlalu kecil. Kalau di tempat lama bisa sekitar dua meter," ujarnya.

Baca Juga:Pedagangnya Direlokasi ke Teras Malioboro, Bangunan Toko Sepatu di Jalan Mataram Dirobohkan

Perempuan yang sudah berjualan kerajinan kulit selama 40 tahun sejak kepemimpinan Gubernur DIY, Sri Sultan HB IX tersebut mengaku hanya bisa menerima keputusan Pemda maupun Pemkot Yogyakarta. Untuk mengatasi keterbatasan tempat, akhirnya Daldini berencana hanya memajang sebagian barang dagangan di lapaknya.

Namun Daldini berusaha untuk tidak mempermasalahkan ketersediaan lapak. Yang penting baginya saat ini tempat relokasi baru tersebut nantinya bisa ramai dikunjungi wisatawan.

"Nggak usah dibikin sulit, dijalani saja. Jangan sedih, nanti kita bisa tambah susah. Kan kalau sedih bisa sakit. kita jalani saja. Saya belum jualan hari ini, masih persiapan untuk lapaknya," jelasnya.

Hal senada disampaikan Toni (40). Pedagang aksesoris yang sudah berjualan sejak 1988 di sisi barat Kantor DPRD DIY ini juga berpikir keras bagaimana menata dagangan di lapak yang cukup kecil. Selama 30 tahun lebih, seluruh dagangannya bisa ditata di satu lapak.

"Sekarang akhirnya hanya separo yang saya bawa, sisanya ditinggal di rumah karena disini tidak ada gudang penyimpanan," ungkapnya.

Baca Juga:Pendorong Gerobak di Malioboro Berharap Dapat Lapak, Begini Kata Pemkot

Toni berharap kepindahannya di lokasi baru bisa lebih baik secara ekonomi. Promosi yang dijanjikan Pemda dan Pemkot Yogyakarta pun diharapkan bisa segera dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak