Kasus Covid-19 di Sleman Didominasi Klaster Pendidikan, Salah Satunya Terjadi di Taman Kanak-kanak

Terjadi klaster Covid-19 di salah satu Taman Kanak-kana di Sleman. Aktivitas pendidikan ditutup sementara

Galih Priatmojo
Selasa, 08 Februari 2022 | 19:30 WIB
Kasus Covid-19 di Sleman Didominasi Klaster Pendidikan, Salah Satunya Terjadi di Taman Kanak-kanak
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman mendata, sedikitnya ada 13 klaster kasus Covid-19 muncul di Bumi Sembada, saat ini. Sebanyak 10 di antaranya merupakan klaster pendidikan.

Koordinator Data Satgas Covid-19 Sleman Wirda Sari Hasibuan mengatakan, kendati disebut klaster pendidikan, 10 klaster ini tak dapat begitu saja dikatakan 'klaster sekolah'.

Pasalnya, penularan kasus Covid-19 yang muncul tak semuanya murni terjadi karena proses pembelajaran tatap muka (PTM) yang dilaksanakan. Melainkan jamak bermula dari klaster keluarga.

"Seperti yang di boarding school itu kan awalnya juga dari keluarga. Jadi [pasien pertama] warga Bantul sebenarnya," kata dia, Selasa (8/2/2022).

Baca Juga:Beri Peringatan, Bupati Sleman Minta Satgas Pastikan Rumah untuk Isoman Penuhi Kriteria

Wirda menambahkan, dalam upaya tracing kasus Covid-19, Dinas Kesehatan menggelar tracing menyesuaikan dengan  peraturan dan teori epidemiologi.

Wirda tidak dapat mengingat secara pasti jumlah total kasus Covid-19 dalam 10 klaster pendidikan. Namun dipastikan, setiap sekolah yang didapati kasus Covid-19 di dalamnya, telah menghentikan PTM selama dua pekan.

Mayoritas pasien Covid-19 klaster pendidikan menjalani isolasi mandiri di rumah. Pengecualian bagi pasien klaster pendidikan di sebuah sekolah berasrama di wilayah Kapanewon Mlati, --dengan total kasus lebih dari 70--, mayoritas menjalani isolasi di Asrama Haji.

"Kalau yang lain kan banyak sekolahnya tapi sedikit-sedikit [kasusnya]. Dua [kasus], satu, tiga, tidak banyak," terangnya.

Anak-anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini kondisinya sudah membaik dan berangsur sehat. Saat dinyatakan positif Covid-19, mereka bergejala ringan bahkan banyak pula yang tak bergejala.

Baca Juga:Masuk Puncak Musim Penghujan, BPBD Sleman Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Luapan Air

Salah satu kasus klaster di lembaga pendidikan, terjadi di sebuah Taman Kanak-kanak. Ada tiga siswa dikonfirmasi positif Covid-19.

Lagi-lagi, kasus itu berawal dari kontak erat keluarga yang kemudian diteruskan dengan tracing kepada sivitas sekolah.

"Tracing masih berjalan, [adanya kasus di TK tersebut] baru kok," tuturnya.

Kondisi kesehatan anak-anak di TK yang terkonfirmasi positif, dinyatakan Wirda cukup baik. Para pasien menjalankan isolasi mandiri di rumah. Ia juga memastikan, PTM di TK yang bersangkutan ditutup selama dua pekan.

Ia tak membantah bahwa, pelaku perjalanan menjadi sorotan di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Sleman belakangan ini.

53 Kalurahan Zona Merah, Semua Elemen Harus Bergerak

Terhitung 6 Februari 2022 sebanyak 53 kalurahan di Kabupaten Sleman masuk dalam zona merah penularan Covid-19.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sleman Khamidah Yuliati menjelaskan, penambahan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Kabupaten Sleman disumbang dari kontak erat, suspek maupun skrining.

Sementara itu, penularan awal ada yang berasal dari klaster, skrining perjalanan dan yang lainnya.

Agar penambahan kasus COVID-19 di Kabupaten Sleman ini tidak semakin meluas, menurut Yuli diperlukan sinergitas antar berbagai elemen.

Selain sosialisasi tak henti perihal protokol kesehatan dan pentingnya 3 T, saat ini Dinkes Sleman tengah gencar melakukan imunisasi, baik bagi anak maupun booster.

"Tetapi tidak bisa hanya Dinkes, tapi semua elemen harus bergerak. Untuk saling peduli, saling mengingatkan terutama prokes 5M, dan vaksinasi jalan terus percepatannya baik untuk anak juga booster," terangnya. 

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini