Berawal dari Iseng, Keluarga di Sleman Ini Punya Koleksi Ratusan Boneka dari Hasil Nyapit

Nuryanto dan keluarga ketagihan nyapit boneka semenjak pandemi Covid-19

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 16 Februari 2022 | 13:50 WIB
Berawal dari Iseng, Keluarga di Sleman Ini Punya Koleksi Ratusan Boneka dari Hasil Nyapit
Nuryanto menunjukkan beberapa boneka hasil menyapit di rumahnya, di Jl. Kabupaten, Biru, Trihanggo, Gamping, Sleman, Rabu (16/2/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Kalau boneka kecil kemungkinan dapat. Sekarang saya ngincer yang besar gitu karena lebih puas yang besar," sambungnya.

Ia bahkan pernah mendapat lima boneka berukuran kecil hanya dengan membeli tujuh koin. Namun sekarang ia menyebut agak susah menyapit boneka-boneka yang cukup besar setidaknya memerlukan beberapa kali percobaan.

Dari hasil mencapit itu terhitung sudah ada ratusan boneka yang berhasil dikumpulkan. Beberapa boneka pun kemudian sudah ada yang dijual.

Nuryanto menunjukkan beberapa boneka hasil menyapit di rumahnya, di Jl. Kabupaten, Biru, Trihanggo, Gamping, Sleman, Rabu (16/2/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Nuryanto menunjukkan beberapa boneka hasil menyapit di rumahnya, di Jl. Kabupaten, Biru, Trihanggo, Gamping, Sleman, Rabu (16/2/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Koleksi kalau ditotal ini sekarang sama yang laku itu sekitar 700-800 boneka. Soalnya yang kecil-kecil ini hampir 400 lebih sudah habis. Sekarang tinggal 100an mungkin," ucapnya.

Baca Juga:Prediksi Bali United vs PSS Sleman di BRI Liga 1 Malam Ini

Sebelumnya ratusan boneka itu hanya dimasukkan ke dalam plastik dan diletakkan di ruang tamu saja. Namun Nuryanto kemudian iseng mengunggah ratusan boneka itu di salah satu grup jualan di Facebook dan ternyata banyak mendapat respon positif. 

Nuryanto mengatakan bahwa penjualan boneka-boneka itu sekarang malah menjadi penghasilan tambahan bagi keluarganya. Selain hobi menyapit yang juga masih terus dilakukan hingga sekarang.

Pembelinya pun datang dari berbagai daerah di sekitar Sleman, mulai dari Maguwoharjo, Gamping, Wirobrajan dan sebagainya. Dulu ia sempat menjual boneka besar hasil mencapit itu dengan harga Rp25 ribu untuk dua boneka namun sekarang hanya dijual Rp10 ribu saja, sedangkan boneka berukuran kecil dijual Rp10 ribu tiga buah. 

Disampaikan Nuryanto, pendapatan dari hasil penjualan boneka itu tidak menentu. Namun secara keseluruhan paling tidak ia sudah berhasil mendapat Rp1,3-Rp1,5 juta dari sekian boneka yang terjual tadi.

"Iya (jadi penghasilan tambahan). Jadi uangnya saya masukkan ke toples kalau listrik habis nanti ambil situ, gas juga kalau ada ambil uang boneka," ucapnya.

Baca Juga:Marak Kejahatan Jalanan, Polres Sleman Imbau Masyarakat Tak Main Hakim Sendiri

Saat ini tiada hari tanpa mencapit boneka bagi Nuryanto dan anak-anaknya. Paling tidak ia akan menyapit minimal satu kali dalam sehari.

"Iya harus (nyapit). Pernah malam minggu, udah setengah 9 malam itu sehari belum nyapit anak saya ngajak nyapit. Nangis harus nyapit. Meskipun di sana mesinnya sudah beli koin 2 ribu nggak dapat terus pulang yang anak cewek itu. Dapat enggak dapat sehari harus nyapit. Minimal sekali," paparnya.

"Kalau deket paling sehari dua kali, soalnya anak misalnya pagi mau garap tugas nyapit dulu, terus mau makan sore atau mau cari lauk mampir nyapit dulu," imbuhnya.

Ditambahkan Nuryanto, bahkan ia merasa pemilik dari mesin pencapit itu tak jarang sudah menghafalinya. Sehingga boneka itu disusun agar lebih susah untuk dicapit.

"Kalau saya rasa-rasakan agak susah terus posisi menatanya (boneka) ditutup atau yang besar ditaruh agak bawah ke dalam. Iya pemilik sering niteni (memperhatikan). Dulu pernah saya, bobol (dapat) terus kok gampang terus dipindah (mesinnya). Biasanya dua minggu baru diambil di toko itu, itu belum ada dua minggu kok terus dipindah," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak