Ukuran Dibuat Kecil Akibat Harga Kedelai Melambung, Wagiyem Kesulitan Jual Produk Tahunya

Wagiyem terpaksa memperkecil ukuran produk tahunya lantaran harga kedelai yang melambung tinggi

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Minggu, 20 Februari 2022 | 14:45 WIB
Ukuran Dibuat Kecil Akibat Harga Kedelai Melambung, Wagiyem Kesulitan Jual Produk Tahunya
Wagiyem sedang mengemas tahu di Pasar Beringharjo, Kota Jogja, Minggu (20/2/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Harga kedelai terus merangkak naik sejak awal Januari 2022. Bahkan kini harga kedelai impor menyentuh angka Rp12.000 per kilogram (kg).

Penjual tahu di Pasar Beringharjo, Kota Jogja, Wagiyem menuturkan bahwa kenaikan harga kedelai memaksa ia mengecilkan ukuran tahunya. Ditambah lagi sulit untuk menjual tahu.

"Saya jualan tahu paling kecil Rp500 dan yang besar Rp1.000. Yang Rp500 ukurannya kira-kira setengah jari telunjuk orang dewasa," kata Wagiyem ditemui SuaraJogja.id, Minggu (20/2/2022).

Tingginya harga kedelai impor membuatnya tidak berani kulakan kedelai dalam jumlah banyak. Wagiyem hanya membeli sekitar satu kwintal kedelai impor.

Baca Juga:Juru Parkir Pasar Beringharjo Meninggal Saat Keluarkan Motor dan 4 Berita SuaraJogja

"Jadi paling banyak kulakan kedelai hanya satu kwintal. Saya keluar modal Rp1,150 juta, enggak berani beli banyak-banyak," ujarnya.

Menurut Wagiyem, pada 2021 harga kedelai masih berkisar Rp9.500 per kg. Perihal pemicu kenaikan harga kedelai, ia pun mengaku tak tahu.

"Tahun lalu harga kedelai impor masih Rp9.500 per kg. Saya tidak tahu apa penyebabnya kok bisa langsung naik sampai Rp2.000 sendiri," papar dia.

Meskipun demikian, dia tidak mempersoalkan naiknya harga kedelai impor asalkan stoknya aman.

"Yang penting barangnya (kedelai impor) ada terus daripada tidak ada barang sama sekali. Kalau tidak ada stoknya saya tidak bisa jualan, tidak turun tidak apa-apa," katanya.

Baca Juga:Tak Sengaja Injak Sandal, Juru Parkir Pasar Beringharjo Meninggal Saat Keluarkan Motor

Dia menilai sekarang ini sudah jarang petani yang menanam kedelai. Sehingga jarang ada kedelai lokal dan akhirnya bergantung dari kedelai impor.

"Di Indonesia sudah jarang ada yang menanam kedelai. Kedelainya saat ini kebanyakan impor dari Amerika Serikat," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini