SuaraJogja.id - Minyak goreng masih menjadi komoditas yang langka dalam beberapa hari terakhir. Produksi yang menurun dan tersendatnya distribusi ditengarai menjadi penyebab utamanya.
Menanggapi kondisi saat ini Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman, Kurnia Hastuti meminta masyarakat untuk mengurangi perilaku panic buying. Mengingat ketersedian stok minyak goreng sendiri yang masih belum stabil.
"Masyarakat diminta agar mengurangi untuk perilaku panic buying. Karena ini yang kita rasakan dalam tiga hari ini," kata Kurnia saat dihubungi awak media, Senin (21/2/2022).
Kurnia memperkirakan bahwa potensi panic buying di tengah masyarakat masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu disebabkan masih naik turunnya stok minyak goreng di pasaran.
Baca Juga:Tingkat Keterisian Isoter di Sleman Terus Meningkat, Ada yang Tersisa Tiga Tempat Tidur
"Ini ada potensi panic buying yang kami lihat di masyarakat. Karena mungkin stok yang naik turun kesediaannya jadi ada beberapa masyarakat yang merasa lebih aman ketika mereka menyetok," ungkapnya.
Ia menilai bahwa perilaku panic buying sendiri tidak perlu dilakukan oleh masyarakat. Sebab bukan tidak mungkin jika masyarakat masih tetap melakukannya kondisi kelangkaan minyak goreng akan semakin parah.
"Sebenarnya ini perilaku yang tidak perlu, takutnya nanti justru akan membuat minyak semakin langka. Kalau untuk stok sebenarnya kalau masyarakat berbelanja secara bijak saya rasa sebenarnya cukup. Namun ini kan ada kecenderungan beberapa hari ini kemudian panik buying itu tadi," tuturnya.
Saat ini, dilihat Kurnia, masyarakat cenderung berbelanja dengan membawa anggota keluarganya. Sehingga malah apa yang dibelanjakan kadang tidak sesuai kebutuhan.
"Masyarakat sekarang cenderung belanja dengan membawa anggota keluarganya untuk belanja satu-satu. Jadi cenderung lebih banyak belanja, tidak sesuai kebutuhan tapi cenderung belanja lebih banyak. Itu yang sekarang terjadi," urainya.
Baca Juga:Borneo FC Samarinda Vs PSS Sleman, Manajer Tim Dandri Dauri : yang Pasti Kami Ingin Menang
"Ini tadi kami baru saja koordinasi hampir semua kabupaten bahkan seluruh Indonesia ya ini kelangkaan ya memang dari awalnya memang distribusi belum lancar ditambah perilaku masyarakat yang cenderung panic buying ini yang menjadi akhirnya semakin menghilangkan minyak dari pasar," sambungnya.