Pakar UGM Sebut Kemunculan Berbagai Wujud dan Penyebutan Lelembut di Indonesia Dipengaruhi Faktor Kebudayaan

alam memahami fenomena dunia tak kasat mata ini ada konteks yang harus dipisahkan terlebih dahulu.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 27 Februari 2022 | 12:49 WIB
Pakar UGM Sebut Kemunculan Berbagai Wujud dan Penyebutan Lelembut di Indonesia Dipengaruhi Faktor Kebudayaan
Ilustrasi hantu. (Shutterstock)

"Makanya tiap-tiap daerah itu demitnya (hantunya) berbeda," ucapnya.

Terkait dengan adanya orang yang percaya atau tidak dengan makhluk gaib atau fenomena mistis tersebut, kata Rudy, itu sudah masuk dalam kepercayaan personal yang berkaitan pula dengan pengalaman pribadi. Hal itu menjadi ranah yang tidak bisa disanggah. 

"Sepanjang itu jadi pengalaman personal kan bagaimana kita mau membuktikan. Kecuali misalkan dia dengan 10 orang lainnya lihat fenomena yang sama itu bisa secara objektif, ilmiah dipertanggungjawabkan tapi sepanjang itu pengalaman personal ya kita tidak bisa masuk ke ranah itu," ucapnya.

Tidak jarang dari pengalaman personal yang diceritakan ke orang lain apalagi hingga menyebar ke masyarakat di situlah budaya itu terbentuk. 

Baca Juga:Tak Melulu Gaib, Pakar UGM Beberkan Hubungan Sesajen dengan Ekosistem Alam

"Ketika pengalaman personal itu diceritakan akan menjadi di reproduksi di masyarakat. Entah lihat atau tidak tapi rata-rata masyarakat akan mengamini bentuknya seperti itu. Apalagi kalau dekat dengan konteks kebudayaan," tuturnya.

"Jadi fenomena kebudayaannya apa, alam sekitarnya apa kemudian fenomena sosial itu apa, itu sangat mempengaruhi citraan masyarakat terhadap lelembut itu sendiri," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak