Saluang terbuat dari bambu tipis yang disebut dengan talang. Masyarakat Minangkabau percaya bahwa talang yang sangat baik untuk dijadikan saluang adalah talang yang ditemukan hanyut di sungai.
Memainkan saluang sangatlah sulit, perlu latihan khusus yang cukup memakan waktu. Memainkan saluang harus meniup dan menarik napas secara bersamaan yang disebut dengan teknik menyisiahkan angok yang berarti menyisihkan napas.
Saluang seringkali digunakan untuk ritual-ritual adat. Ritual yang paling bernuansa magis dan cukup mengerikan berasal dari daerah Payakumbuah yang digunakan sebagai pengantar sihir.
Selain digunakan sebagai ritual, siluang dimainkan pada acara-acara adat yang ramai pengunjung seperti pesta perkawinan, batagak rumah, batagak pangulu, dan sebagainya.
Baca Juga:Penjelasan Alat Musik Kastanyet, Sejarah hingga Fungsinya
Acara ini biasa dimainkan setelah shalat isya sampai menjelang shubuh yang berisi tentang mengenang kampung halaman atau terhadap kehidupan masa lalu, sekarang dan masa depan.
3. Bansi
Bansi adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup. Bansi memiliki bentuk tabung silinder layaknya suling.
Ada perbedaan antara bansi dari Sumatera Barat dengan bansi yang berasal dari Aceh yakni pada ukurannya yang lebih kecil.
Bansi terbuat dari bahan bambu talang atau bambu sariak yang merupakan jenis bambu kecil dan cukup tipis yaitu sekitar 33,5-36 cm dengan diameter 2,5-3 cm.
Baca Juga:10 Alat Musik Jawa Tengah Serta Cara Memainkannya
Bansi memiliki 7 buah lubang yang memiliki fungsinya tersendiri, 6 buah lubang sebagai pengatur nada dan 1 buah lubang udara tempat meniup alat musik ini. Bansi memiliki nada diationik atau nada standar.