Bicarakan Ekonomi Umat, Adiwarman Karim: Ekonomi Islam Baru Bisa Bangkit Kalau Paham Hakekat Rezeki

Dalam ceramahnya, Adiwarman menyampaikan berbagai pesan yang berkaitan dengan ekonomi di dalam Islam.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 14 April 2022 | 09:35 WIB
Bicarakan Ekonomi Umat, Adiwarman Karim: Ekonomi Islam Baru Bisa Bangkit Kalau Paham Hakekat Rezeki
Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia, Adiwarman Azwar Karim mengisi ceramah salat tarawih di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (Maskam UGM), Rabu (13/4/2022) malam. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia, Adiwarman Azwar Karim mengisi ceramah salat tarawih di Masjid Kampus UGM, Rabu (13/4/2022) malam. 

Dalam ceramahnya, Adiwarman menyampaikan berbagai pesan yang berkaitan dengan ekonomi di dalam Islam. Dengan tema besar ceramahnya adalah 'Peluang dan Tantangan Kebangkitan Ekonomi Umat'

Meskipun jemaah terlihat tidak sepenuh saat sejumlah tokoh nasional lain yang mengisi ceramah tarawih di Maskam UGM sebelumnya. Namun Adiwarman tetap menyampaikan ceramahnya dengan penuh semangat.

Bahkan ceramah malam itu juga dibuat interaktif dengan berbagai kuis yang dilemparkan kepada para jemaah. Tak jarang gaya ceramahnya yang santai mengundang gelak tawa dari jemaah saat itu.

Baca Juga:Isi Ceramah Tarawih di Masjid Kampus UGM, Din Syamsuddin: Kemajemukan Indonesia Bak Pisau Bermata Dua

"Ekonomi Islam baru bisa bangkit kembali lagi di Indonesia kalau kita paham tentang hakekat rezeki. Dalam Islam, rezeki itu udah ketakar tidak akan ketuker. Sehingga seharusnya mencari keberkahan dari rezeki itu," kata Adiwarman di Maskam UGM.

Lebih jauh ada empat makna berkah dalam Islam. Pertama adalah bahagia untuk orang yang melakukannya, kedua bahagia bagi orang-orang sekitar, ketiga memberi manfaat bagi orang yang melakukannya, dan keempat memberi manfaat bagi manusia atau orang lain. 

"Jadi yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita menyebarkan kebahagiaan, kemanfaatan kepada orang-orang sekitar kita," terangnya.

Ia menegaskan bahwa puasa bukan hanya perkara menahan nafsu untuk makan, minum atau bahkan berhubungan suami istri saja. Lebih dari itu puasa adalah bagaimana membahagiakan orang lain.

Dengan tentu saja, menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain dengan tidak lupa memberikan manfaat juga pada orang lain.

Baca Juga:Beri Ceramah Tarawih Secara Daring di Masjid Kampus UGM, Yahya Cholil Staquf Ajak Muslim Tinggalkan Konflik Identitas

"Hidup itu kayak cermin, kalau kita berbuat baik maka kebaikan akan kembali ke kita. Begitu juga kalau berbuat jahat maka yang jahat akan kembali ke kita," ungkapnya. 

Sehingga, ia mengajak jemaah untuk senantiasa berbuat baik kepada setiap orang. Tidak perlu memikirkan apa yang akan dilakukan atau balasan dari orang lain.

Sebab bukan balasan kebaikan dari orang lain yang ditolong itu yang harus diharapkan. Melainkan lebih dalam adalah ridho dari Allah itu sendiri terhadap manusia atas perbuatan yang telah dilakukan.

"Maximizing profit iya tapi maximizing profit bukan satu-satunya tujuan kita. Tetapi bagaimana menyebarkan rezeki itu untuk orang lain," tuturnya.

Ditambahkan Adiwarman, sudah seharusnya masyarakat selalu bersyukur di dalam setiap kesempatan. Terlebih dengan dua tahun terakhir yang dilanda pandemi Covid-19 dan bisa bertahan hingga saat ini dengan segala kelonggaran dan keterbatasan yang ada.

"Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Jadi setiap kali ada kesulitan harus selalu melihat celah peluangnya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini