Utas yang dibuat oleh @haniekaz pada Jumat (06/05/22) ini menuai pro dan kontra dari netizen di Twitter.
Beberapa komentar netizen yang kontra.
"Rasah request sek aneh2, ng kene ki nrimo ing pandumb," tulis netizen.
"Lebay jenenge riyoyo yo maklum macet minggu ngarep lak yo wes ora, koyo Ra tau bodo ae [Lebay namanya juga hari raya, ya maklum macet, minggu depan pasti sudah tidak, seperti tidak pernah lebaran saja]," tulis netizen lain.
Baca Juga:Angin Puting Beliung Robohkan 2 Rumah di Jogja, Atap Beterbangan dan Pohon Tumbang
"Semua wajar karena Jogja tujuan wisata, kami sdh berdamai dg keadaan seperti ini," ungkap netizen.
"Oralah, ngopo. Macet ki romantis og. Marai kangen jogja jare. Yang penting kotanya indah dan cantik dan ngangeni. Nek macet yo urusanmu," ungkap netizen lainnya.
Beberapa komentar yang pro dengan kritik perbaikan sistem mobilitas.
"Jogja Macet sudah lama koq mas, dulu bahkan lebih parah, cuma 2 tahun ini ada pandemi jadi jalanan lebih lenggang. Sebaiknya transportasi publik diperbaiki, jadi wisatawan yg ke Jogja cukup parkir kendaraan pribadi di hotel, kesana kemari pakai transportasi publik," kata netizen.
"Dibahas klitih ngamuk2, dibahas macet ga terima, digetok harga malah nyalahin wisatawan, mungkin terlalu nikmat dg status "daerah istimewa" sehingga apapun kekurangannya yaa dianggap ga ada, dimaklumi, atw diromantisasi pake angkringan, andong, dan malioboro," tulis netizen.
"Twit ini bener. Sama kaya kota2 lain yang kalo weekend/liburan rame, sebagai orang jogja aku juga seneng kalo ada perbaikan sistem lebih baik. Yang aku heran kenapa ga sedikit orang jogja yang suka marah tiap ada kritik tentang apapun biar kotanya lebih baik," kata netizen.
Kontributor SuaraJogja.Id: Dita Alvinasari