"Rumah itu dulu awalnya doyong (miring) karena digoyang gempa 2006 dan oleh pemiliknya dirobohkan sekalian sehingga mendapatkan bantuan dari pemerintah kategori rusak berat sebesar Rp15 juta,"papar Subardo.
Dukuh Ngluweng, Istri Rahayu mengamini status angker di rumah Ngadiyo. Ia mengaku pernah memiliki pengalaman mistis saat bertandang ke rumah tersebut.
Suatu ketika dirinya mendatangi rumah Ngadiyo untuk mengantar zakat mal dari seseorang. Ketika sampai di rumah Ngadiyo, ia mengucap salam lalu dari dalam rumah terdengar jawaban salam juga. Namun setelah 10 menit menunggu ternyata tidak ada seorangpun yang keluar. Iapun lantas bergeser ke rumah tetangganya yang lain dan berpapasan dengan cucu dari Ngadiyo.
"Saya tanya, mbah Ngadiyo dan istrinya ke mana? Si cucunya tadi jawab baru terapi. Lha terus siapa yang jawab salam dari dalam rumah tadi, hii bikin merinding. Saya terus lari pulang;"kenangnya.
Baca Juga:Fasilitas Riset Pangan di Playen Diresmikan, Ma'ruf Amin Tekankan Penambahan Anggaran
Dijual Rp60 Juta
Selama syuting, rumah Ngadiyo disewa dengan harga sebesar Rp18,5 juta. Hal itu seperti diungkap oleh produser film KKN di Desa Penari.
Dari uang sewa tersebut pemilik rumah ternyata mampu membeli sebidang tanah di tempat lain. Sementara seusai syuting, rumah Ngadiyo kini ditinggalkan kosong. Sang pemilik bahkan berniat menjualnya.
"Ini kalau ada yang mau beli. Dua rumah limasan ukuran 8x12 dijual Rp.60 juta. Rumah bekas syuting film KKN di Desa Penari," ungkap Subardo.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:Nekat Jual Pil Sapi ke Teman Sekolah, Remaja Perempuan Asal Playen Diciduk Polisi