"Dari keterangan pemilik domba tersebut dibeli dari warga di daerah Bantul pada 30 April 2022. Tetapi satu hari sebelumnya domba itu baru datang dari Garut, Jawa Barat. Jadi bisa dikatakan penularan kasus PMK ini akibat ternak dari luar Sleman," imbuhnya.
Pemkab Sleman telah melakukan langkah penanganan terpadu semenjak ditemukan laporan ternak sakit hingga dinyatakan positif, lanjut Kustini.
Langkah tersebut diantaranya dengan memberikan pengobatan suportif berupa vitamin A, D, E, desinfeksi peralatan dan area kandang setiap hari.
Pihaknya juga sudah meminta agar pemilik ternak memerhatikan kebersihan kandang. Karena hal itu juga bisa jadi mula awal penyakit yang kemudian bisa menyerang hewan ternak.
Baca Juga:Enam Pasar di Sleman Ini Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Alternatif
"Dan alhamdulilah, satu ekor domba yang awalnya positif kondisinya sudah baik dan mau makan. Sedangkan delapan ekor lainnya tidak bergejala dan dalam kondisi sehat," sebutnya.
Kustini menyebutkan, populasi ternak di Kabupaten Sleman saat ini mencapai 99.929 yang terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba dan babi. Dan ada sekitar 820 kelompok ternak mulai dari sapi potong, sapi perah, kambing, domba dan babi yang semuanya diawasi oleh DP3 Sleman.
Melihat kondisi tersebut, Kustini meminta agar peternak maupun masyarakat di Kabupaten Sleman untuk sementara waktu tidak membeli hewan ternak dari luar Sleman.
Selain itu, melakukan disenfeksi rutin di kandang mandiri maupun kelompok untuk mencegah timbulnya penyakit.
"Untuk saat ini memang saya tekankan untuk tidak membeli atau memasukkan ternak dulu dari luar Sleman. Kami juga telah membuat tim monitoring dan pengawasan lalu-lintas ternak untuk pengawasan," tuturnya.
Baca Juga:Mantan Bek Persis Solo Syaiful Ramadhan Putuskan Kembali Bergabung PSS Sleman
Pemkab juga telah melibatkan unsur-unsur terkait, agar bisa melakukan respon cepat terhadap laporan masyarakat di tiap kapanewon.