Srandakan Laporkan Kasus Pertama Hewan Ternak Terpapar PMK, Dibeli dari Blantik di Sanden

Titih memaparkan, sapi tersebut dilaporkan terpapar PMK pada Jumat (10/6/2022) kemarin.

Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Senin, 13 Juni 2022 | 19:55 WIB
Srandakan Laporkan Kasus Pertama Hewan Ternak Terpapar PMK, Dibeli dari Blantik di Sanden
Petugas puskeswan Sanden memeriksa sapi bergejala PMK di Besole RT 4, Poncosari, Srandakan, Bantul pada Senin (13/6/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Seekor sapi betina berusia kurang lebih satu tahun di Padukuhan  Besole RT 4, Kalurahan Poncosari, Kemantren Srandakan, Kabupaten Bantul terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Ini adalah ternak pertama di Srandakan yang dinyatakan terkena PMK.

"Ini adalah salah satu kasus PMK yang pertama ditemukan di Srandakan," kata Dokter hewan Puskeswan Sanden, Titih Wahyaningtyas di lokasi, Senin (13/6/2022).

Titih memaparkan, sapi tersebut dilaporkan terpapar PMK pada Jumat (10/6/2022) kemarin. Menerima laporan itu, pihaknya langsung menindaklanjuti kemudian dilakukan pemeriksaan.

"Seduah dicek awalnya sapi ini pincang dan ada tanda sariawan di mulutnya. Sehingga (kesimpulan kami) mengarah ke PMK," ujarnya.

Baca Juga:BPBD Sebut Wilayah Bantul Rawan Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Menurutnya, sapi betina itu diduga tertular PMK dari sapi yang ada di sebelahnya. Sapi yang ada di sebelahnya itu dibeli oleh si pemilik dari blantik di Sanden, Bantul.

"Dan setelah dicek juga tidak ada gejala. Tapi kemungkinan sapi ini membawa PMK tapi enggak bergejala," ujar dia.

Kemudian dilakukan penelusuran ke penjual sapi yang tidak bergejala PMK itu. Diakuinya bahwa di tempat pembeliannya memang ditemukan ternak yang menderita PMK.

"Kami telusuri memang ada kasus tapi kejadiannya sudah 15 hari yang lalu. Sekarang kondisinya sudah stabil dan mau mulai makan. Enggak ada yang sakit," paparnya. 

Untuk sapi yang bergejala PMK itu, pihaknya menyuntikkan antibiotik, piretik dan vitamin. Menurutnya, ini adalah hari keempat jadwal pemeriksaan.

Baca Juga:Siswa Tak Bisa Ikut Ujian Alami Perundungan, Disdikpora Bantul: Sekolah Jangan Sampai Melarang Anak Ujian

"Saat ini sapinya sudah mau makan dan pincangnya juga sudah berkurang. Kalau untuk luka sariawannya masih ada," katanya.

Pihaknya menyarakan kepada pemilik ternak untuk memberi disinfeksi. Selain itu, rutin membersihkan luka di bagian kuku dan mulut si sapi itu dengan membuat larutan asam sitrat.

"Asam sitratnya disemprotkan secara rutin untuk membantu proses penyembuhan luka," katanya.

Terakhir, pemilik diminta untuk tidak menambah ternak dahulu dan yang positif PMK ini dilarang dijual. Sebab, meskipun sudah sembuh, masih memungkinkan membawa virus dalam kurun beberapa waktu bulan ke depan.

"Jadi masih status carrier (PMK)," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak