Pihaknya juga meminta lurah menutup sementara kandang, supaya tidak ada lalu-lalang pedagang. Termasuk peternak itu sendiri, yang kandangnya ada sapi perah positif PMK untuk tidak setorkan susu ke koperasi.
"Sehingga susu dari sapi perah terpapar PMK setelah diperah, ditaruh pintu luar, nanti petugas koperasi yang ambil," ungkapnya.
Walau susu dari sapi perah terkena PMK tetap dihargai, ada perlakuan khusus yang diberikan.
"Susu dari ternak yang sudah positif itu harus direbus mendidih. Jadi mungkin tidak akan dicampur dengan susu dari sapi yang tidak terpapar [ketika diolah]," tambahnya.
Baca Juga:Duel Sengit Menuju 8 Besar Piala Presiden, Mampukah PSS Sleman Taklukan PSIS?
Daripada Peternak Rugi Total, DP3 Sarankan Ini
Nawang melanjutkan, salah satu langkah yang ditempuh masyarakat saat ternak mereka terkena PMK yakni potong paksa.
Potong paksa akan disarankan untuk dilakukan, bila penyakit PMK yang menyerang ternak sudah menyebabkan kuku lepas.
"Kalau sudah begitu ternaksulit untuk berdiri. Untuk persentase kesembuhan kecil. Maka alangkah baiknya dipotong paksa," kata dia.
"Daripada rugi sampai 0 [Rp0]. Jadi [kerugian] bisa dibackup dengan hasil penjualan daging," imbuhnya.
Baca Juga:PSIS Semarang Yakin Menang Lawan PSS Sleman, Sergio Kantongi Strategi dan Kelemahan Lawan
Kontributor : Uli Febriarni