SuaraJogja.id - Alarm 29 titik Early Warning System (sistem peringatan dini) lereng Gunung Merapi akan dibunyikan serentak, pada Rabu (17/8/2022) pagi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, dinyalakan dan dibunyikannya sirine EWS tersebut dilakukan pukul 10.00 WIB.
Tujuannya, sebagai bentuk memperingati detik-detik proklamasi dan hari ulang tahun ke-77 Republik Indonesia.
"[Dibunyikan] satu sampai dua menit," kata dia, Selasa (16/8/2022).
Baca Juga:Aktivitas Gunung Merapi: Terjadi 129 Kali Gempa Selama 24 Jam Terakhir
Bamkun sapaan akrabnya mengungkap, dengan dibunyikannya alarm EWS oleh BPBD Sleman, masyarakat diimbau terap tenang dan tidak panik.
"Sirine dinyalakan sekaligus bentuk mitigasi, agar masyarakat tetap siap siaga dengan status Merapi, yang sejak 5 November 2020 tidak turun kembali ke level III," ujarnya.
"Juga untuk mengecek kondisi EWS," tambahnya.
EWS yang dibunyikan merupakan 29 unit total dari 39 unit EWS Merapi yang dimiliki oleh Kabupaten Sleman. Beberapa di antaranya EWS Turgo 1 dan 2, EWS Kemiri, EWS Kali Kuning, EWS Kejambon Lor, EWS Srunen 1 dan 2.
Sirine barak tidak dibunyikan, kecuali di tiga barak, yakni EWS Barak Kuwang, Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Cangkringan; EWS Kiyaran, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan. Satu lagi adalah EWS Barak Koripan, Sindumartani, Ngemplak.
Baca Juga:Puskesmas Bantuan Korban Erupsi Merapi 2010 Mangkrak, Sumbangan Masyarakat Jawa Timur
Selain membunyikan EWS Merapi, sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Aris Herbandang menyatakan pihaknya bersama elemen pelaku pariwisata akan menggelar upacara peringatan HUT ke-77 RI di kawasan destinasi baru Nawang Jagad, Kaliurang Barat.
"Peserta upacara akan menggunakan pakaian adat berbagai daerah nusantara," kata dia.
Upacara dilanjutkan dengan flash mob bersama dan pertunjukkan tari tradisi Kabupaten Sleman, tari baduwi.
Akan ada pengumuman diikuti pembagian hadiah kepada peserta upacara berpakaian adat menarik dan peserta paling aktif saat flash mob.
"Hadiah berasal dari dana yang dikumpulkan secara inisiatif bersama seluruh pelaku pariwisata," ucapnya.
Bandang menjelaskan, kegiatan-kegiatan tersebut bukan hanya untuk menyemarakkan HUT RI. Melainkan sebagai cara untuk menunjukkan kepada masyarakat dan wisatawan, bahwa pariwisata Kaliurang mampu tampil dan cepat bangkit dari keterpurukan pascapandemi Covid-19.
Selain itu, mengenalkan Tari Badui sebagai khas Kabupaten Sleman dan Nawang Jagad sebagai satu destinasi baru yang inovatif dari warga Kabupaten Sleman, khususnya kawasan Kaliurang.
Untuk kali pertama, pada 17 Agustus 2022 retribusi masuk ke kawasan wisata Kaliurang dan Kaliadem ditiadakan selama sehari, mulai pukul 07.30 WIB sampai 21.00 WIB.
Program khusus tersebut sudah disetujui Bupati Sleman. Ada alasan Dispar hanya bisa menerapkan pungutan retribusi tiket alias tiket gratis masuk pada 17 Agustus 2022 itu, untuk dua kawasan destinasi wisata.
"Karena memang, yang bisa kami kelola berdasarkan Perda untuk pungutan retribusi adalah kawasan Kaliurang dan Kaliadem," kata dia.
Ia menjelaskan, dalam satu hari kunjungan pada akhir pekan, kawasan bertarif tiket masuk Rp5.000 per orang itu bisa didatangi 4.500 hingga 5.000 wisatawan.
Namun Dispar berharap, pembebasan retribusi pada hari istimewa Indonesia ini, bisa semakin banyak meningkatkan kunjungan ke kawasan tersebut.
Selain itu, nantinya akan ada efek ikutan turut meningkatnya peredaran uang di Kaliurang dan Kaliadem.
"Jadi dari sisi retribusi Pemkab ngampet [menahan diri], tapi dari sisi pendapatan warga meningkat," tambahnya.
Kontributor : Uli Febriarni