SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 5-11 Agustus 2022. Pada pengamatan sepekan terakhir itu teramati sebanyak 43 kali luncuran lava.
"Luncuran arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Agus dikonfirmasi, Minggu (14/8/2022).
Aktivitas Merapi dalam sepekan ini agak lebih naik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Terlihat dalam pekan ini intensitas guguran lava yang lebih banyak.
Baca Juga:Wow! Zara Leola dan Enda Ungu Bikin Video Klip Good Waste of Time di Gunung
Meskipun memang tetap belum ada lagi kemunculan awan panas guguran yang muncul. Disampaikan Agus, dalam pekan ini teramati adanya pertumbuhan di volume kubah lava bagian barat daya dan tengah.
"Pada kubah barat daya teramati adanya pertumbuhan kubah. Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.664.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik," terangnya.
Agus menuturkan intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Dengan dominasi dari kegempaan guguran yang mencapai 633 kali dalam sepekan terakhir ini.
Terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
Baca Juga:HUT ke-77 RI, BKSDA Sumbar Tutup Jalur Pendakian Gunung
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," katanya.