Mengedepankan penceritaan pasca peristiwa Geger Sepehi Yogyakarta di bawah pemerintahan kedua Sultan tersebut, Keraton mengalami kesulitan mendapatkan dokumentasi sejarah. Sebab masa sepuluh tahun kepemimpinan keduanya merupakan saat-saat yang temaram.
Berbagai desakan politik dari Pemerintahan Inggris terhadap Sri Sultan HB III berdampak pada ketidakstabilan perekonomian. Sebab seluruh biaya perang yang ditimbulkan dari gempuran Inggris ke Yogyakarta harus ditanggung oleh keraton.
Sementara itu, kondisi carut marut tersebut harus disaksikan oleh GRM Ibnu jarot, putra mahkota yang masih sangat belia. Klimaksnya, sang pangeran harus menyaksikan kondisi ketika ayahandanya meninggal setelah 2 tahun bertakhta. Praktis, putra mahkota yang masih berusia 10 tahun harus menggantikan kedudukan Sultan dengan gelar Sri Sultan IV.
"Karenanya momentum ini menjadi upaya keraton untuk merekonstruksi ulang kisah-kisah sultan meskipun sltan ketiga dan sultan keempat mengalami kondisi yang sulit, tetapi berbagai prestasi dalam pemerintahan maupun pembangunan kebudayaan di keraton turut disumbangkan, paparnya.
Baca Juga:Mangayubagyo Pelantikan Gubernur DIY, Ratusan Lurah Jemput Sri Sultan HB X di Stasiun Tugu Jogja
Selain manuskrip, surat menyurat, tari Bedhaya Durmakina, Babad Ngayogyakarta, maupun kereta-kereta kebesaran dari masing-masing Sultan akan dipamerkan dalam Sumakala. Termasuk lukisan Raden Saleh yang dimiliki Keraton Yogyakarta.
Pameran ini menjadi tantangan tersendiri bagi keraton dan tim pameran. Pasca peristiwa Geger Sepehi (1812), keraton yang megah harus porak-poranda. Benda budaya, kekayaan material, hingga pusaka yang dimiliki keraton dijarah habis-habisan oleh prajurit Sepoy.
Sumber-sumber mengenai pemerintahan keraton pada awal abad ke-19 praktis tidak banyak ditemukan. Di sinilah keraton mencoba membaca ulang sejarah semasa 1812-1822 dan mewujudkannya dalam bentuk visual.
"Kerja keratif ini dipilih menjadi media untuk menyelami pemerintahan Sultan ketiga dan Sultan keempat lebih mendalam," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X Dilantik, Warganet kembali Sentil UMR Jogja