Selain itu, ukuran buah duku juga lebih besar. Dua aspek itu akan lebih dapat dirasakan secara maksimal ketika sejak kecil buah itu sudah diberongsong.
Selain berguna untuk memaksimalkan panen dari buah duku tersebut. Teknik tersebut juga berfungsi untuk menghindarkan buah dari hama seperti oleh kelelawar.
Dari segi perawatan pohon sendiri, kata Bunyan tidak terlalu susah. Hanya rutin disiram saja saat memang musim kemarau.
"Kalau musim kemarau, harus dilingkari, kasih air. Terus tidak boleh kena pisau. Kemarin ada dicangkok itu, yang dicangkok hidup yang bawah kering. Kalau duku tidak boleh dicangkok-cangkok," paparnya.
Baca Juga:Pernah jadi Ibukota, Miris Jogja Tak Punya Museum Bung Karno
Kalau dihitung secara rata-rata setiap pohon bisa menghasilkan 50 kilogram buah bahkan bisa lebih ketika pohon sudah benar-benar produktif. Pohon duku sendiri akan mulai berbuah produktif setelah memasuki usia 10 tahun lebih.
Ketika panen raya, tak sedikit penjual yang memborong buah duku tersebut. Apalagi dulu, saat satu pohon masih sangat produktif warga sekitar juga dapat menikmati hasil panen itu.
"Panen setahun sekali. Kembang itu musim hujan pertama nanti 3 bulan baru seperti kayak gini (berbuah). Kalau lebat, hasilnya bisa 1,5 kuintal hanya satu pohon itu kalau memang baru produktif," ungkapnya.
Sementara itu, Pejabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi mengaku baru mengetahui ada varietas lokal duku di Kota Jogja yang notabene hanya memiliki wilayah terbatas. Oleh sebab itu pihaknya menitipkan kepada semua pihak untuk bisa menjaga dan melestarikan tanaman Duku Asli Nitikan.
"Tolong ini benar-benar diawasi. Jangan sampai duku yang sudah bersertifikasi ini akan hilang karena pertumbuhan hunian atau apapun. Kita branding dan promosikan bahwa di Yogya walaupun wilayah yang kecil ini tetapi kita punya khas Duku Asli Nitikan yang lebih manis," ujar Sumadi.
Baca Juga:Salah Satu Pelaku Penganiayaan Titik Nol Kilometer Jogja Laporkan Balik Korban ke Polisi