Sebelum Meninggal, Warga Semanu yang Terpapar Antraks Gali Kuburan Bangkai Sapi Lalu Dagingnya Dibagikan

seorang warga Gunungkidul dilaporkan meninggal akibat terpapar antraks usai mengonsumsi daging sapi yang mati akibat sakit

Galih Priatmojo
Rabu, 05 Juli 2023 | 20:39 WIB
Sebelum Meninggal, Warga Semanu yang Terpapar Antraks Gali Kuburan Bangkai Sapi Lalu Dagingnya Dibagikan
Hewan ternak sapi di kawasan Gunungkidul yang diduga tewas akibat terkena virus antraks. (Suara.com/Julianto).

SuaraJogja.id - Kasus belasan hewan ternak yang terpapar antraks hingga seorang warga di Gunungkidul meninggal menyisakan fakta miris. 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, awal Juni lalu, pihaknya mendapat laporan adanya tiga ternak sapi yang dikabarkan sakit dan mati. Pihaknya kemudian mengambil sampel darah dan mengirimnya ke BBVET.

"Petugas dari Dinas Peternakan Kesehatan Hewan sudah menguburkan hewan ternak sapi tersebut dengan prosedur antraks,"tutur dia.

Namun tanpa sepengetahuan dinas Peternakan, warga setempat ternyata menggali lagi kuburan hewan sapi tersebut. Sapi yang telah dikubur tersebut kemudian disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan. 

Baca Juga:Beda Data Korban Meninggal Akibat Antraks dengan Kemenkes, Ini Klarifikasi Dinkes Gunungkidul

"Masyarakat di sini menyebutnya dibrandu atau disembelih dan mengonsumsinya,” jelas Wibawanti.

Pihaknya sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh warga tersebut. Karena pihaknya terus melakukan edukasi dan sosialisasi terkait dengan larangan mengkonsumsi daging dari sapi yang sakit.

Dia mengungkapkan kasus antraks di Padukuhan Jati ini memang baru pertama karena sebelumnya tidak ada kasus antraks. Sehingga perlu penelurusan dari mana asal hewan yang terpapar oleh antraks tersebut.

"Tetapi antisipasinya memang kita melakukan lokalisir agar hewan ternak dari padukan ini tidak keluar,"kata dia.

Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto mengatakan setelah mengonsumsi, tiga orang meninggal dunia. Namun diagnosa dari RSUP dr. Sardjito hanya satu orang yang meninggal dunia akibat positif antraks.

Baca Juga:Korban Antraks di Gunungkidul Bertambah, Total Sudah Tiga Orang Meninggal

"Dua orang lagi belum ada hasil laboratoriumnya,"tutur dia.

Namun pihaknya belum akan menerapkan Kejadian Luar Biasa karena masih perlu didiskusikan. Dan untuk peningkatan ke level Kalurahan juga masih didiskusikan terlebih dahulu.

Kepala BBVET Wates, Hendra Hidayah menyatakan 87 orang dinyatakan zeropositif. Di mana warga tersebut mungkin pernah terpapar tetapi secara klinis dia tidak menunjukkan gejala.

" dia sehat tetapi pernah terpapar penyakit,"terang dia.

Hasil penelusuran dari kementrian kesehatan, bisa jadi kumannya tidak ada di wilayah Padukuhan Jati. Namun demikian, spora terhirup dari tanah ataupun mungkin mengkonsumsi daging juga bersentuhan dengan luka.

"Kemungkinan pernah terpapar tetapi sedikit. Cenderung sembuh karena antibodi sudah terbentuk,"ujar dia.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak