"Kini ketinggian sampah sudah mencapai 143 meter. Jadi itu sudah lebih tinggi 3 meter. Pokoknya sudah tidak mampu lagi,"terang dia.
Overload tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak 4 bulan yang lalu, namun karena tidak ada tempat pembuangan yang lain di DIY maka sampah terus masuk ke TPST Piyungan maka sampah-sampah tersebut kemudian dipaksa untuk dibuang di lahan existing ini.
Setiap hari volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan ini rata-rata mencapai 780 ton. Sampah ini fluktuatif di mana akan naik ketika musim liburan namun akan turun di moment yang lain. Namun jika dihitung rerata harian maka sekitar 780 ton perhari.
"Pemerintah sebenarnya tengah membangun lahan transisi yang terbagi dua tahapan," kata dia.
Baca Juga:TPA Piyungan Ditutup karena Lebihi Kapasitas, Pemerintah Daerah Diminta Kelola Sampah Secara Mandiri
Untuk tahap pertama sudah selesai dan sudah digunakan untuk membuang sampah. Namun ternyata kondisi lahan transisi tahap pertama juga sudah overload. Penuhnya sampah di zona pertama tersebut sebenarnya lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Zona pertama itu kami perkirakan penuh dalam waktu 6-7 bulan. Tetapi 4-5 bulan saja sudah penuh," terang dia.
Untuk sesi kedua pembangunan lahan transisi memang masih dalam tahap pembangunan. Diperkirakan baru selesai di bulan Oktober 2023 mendatang sehingga baru siap digunakan di bulan tersebut.
Dengan begitu, pemerintah DIY akhirnya memutuskan untuk menutup TPST Piyungan hingga 5 September 2023 mendatang.
Kontributor : Julianto
Baca Juga:Peduli Lingkungan, Pegadaian Lakukan Gerakan Bersih-bersih di Sungai Musi