SuaraJogja.id - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Petrus R Golose menyatakan, kasus narkoba di DIY saat ini sudah mengalami penurunan. Namun jumlah tahanan narkoba di daerah ini masih lebih dari 40 persen.
"Dari 34 propinsi, minus propinsi baru, ada 18 propinsi yang jumlah tahanan narkotikanya diatas 50 persen. Tapi di jogja ini sekitar 40 persen, ini masih tinggi, tapi tidak sepeti yang daerah lain," papar Petrus dalam koordinasi bersama BNN Propinsi (BNNP) DIY dan kabupaten/kota di Yogyakarta, Senin (14/08/2023).
Menurut Petrus, selain jumlah tahanan narkoba, sekitar 19 kawasan di DIY masih juga rawan narkotika. Namun jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan pada 2019 lalu.
Kasus kepemilikan kanabis atau ganja yang paling banyak terjadi DIY. Selain itu kepemilikan shabu atau metamfetamin meski tidak banyak.
Baca Juga:Klaim Berhasil, Disdikpora DIY Minta Wacana Penghapusan Zonasi Dikaji Dulu
"Tahun 2019 lalu, jogja masih masuk ranking lima peredaran narkoba, sekarang sudah tidak masuk sepuluh besar," tandasnya.
Karenanya BNN meminta BNNP di daerah untuk mengedepankan program soft power approach. Program ini diterapkan sebagai upaya pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi.
BNN juga bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk memerangi narkoba. Diantaranya melalui program Sing Against Drugs di sekolah-sekolah.
"BNNP diy sukses mengumandangkan sing against drugs
sekolah saat ini," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Rawan Kecelakaan, Larangan Kendaraan Roda Dua Melintas di Underpass Kentungan Masih Dikaji