SuaraJogja.id - Patung Bung Karno berukuran raksasa berdiri tegak di Omah Petroek, Pakem, Wonorejo, Hargobinangun, Sleman, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (23/8/2023) siang. Lebih spesial patung sosok Presiden Pertama Republik Indonesia itu baru saja diresmikan oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Lantunan sajak disampaikan Romo Gabriel Possenti Sindhunata atau yang dikenal dengan Romo Sindhu menjadi pengantar acara peresmian patung tersebut.
"Kami seakan kehabisan kata tak bisa berucap tentang peristiwa hari ini, tak terbayangkan sama sekali diangan-angan kami," kata Romo Sindhu membuka sambutannya di depan Megawati hingga Ganjar Pranowo di Omah Petroek, Rabu siang.
Angan-angan yang tak terbayang itu adalah kehadiran Megawati, yang digambarkan Romo Sindhu sebagai tempat sederhana di sebuah dusun lereng Gunung Merapi. Patung Bung Karno ini merupakan karya perupa nasional Dunadi.
Baca Juga:Menilik Kedekatan Megawati dengan Putin: Ternyata Bestie Sejak 2003?
Patung Bung Karno itu menunjuk sang saka merah putih. Gestur itu, disebut Romo Sindhu sebagai peringatan sekaligus pengingat dari bapak pendiri bangsa untuk membela NKRI hingga mati.
"Tangan yang menonjolkan hari telunjuk yang kuat itu sekaligus memperingatkan kita bisa membela NKRI. Kalau kita setia pada dasar negara kita Pancasila, karena itu dasar negara itu harus terus kokoh dan keras berdiri untuk mengegaskan kekokohan itu," paparnya.
Di bawah patung Bung Karno ditempatkan lima butir Pancasila yang dituliskan pada lima batu dari Gunung Merapi. Dunadi, memberikan sebuah ide artistik dengan menempatkan patung Bung Karno dan lima butir Pancasila itu di depan Museum Basis.
"Batu besar itu adalah batu merapi yang ada di Kali Boyong yang ada di lereng Omah Petroek ini," ucap dia.
Batu-batu itu, didapatkan seusai erupsi Gunung Merapi tahun 2010 silam. Batu itu menyimpan kenangan.
Baca Juga:PDIP Soal PKB Buka Opsi Hijrah, Hasto: Komunikasi Politik Terus Dilakukan
Mengutip kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian EDSM Dr Surono, seorang ahli geofisika Indonesia yang juga akrab disapa Mbah Rono batu dari Gunung Merapi itu memiliki makna keabadian dan kepurbaan.