Sebagai tuan rumah sekaligus ketua dalam forum ini, kata Dafri, punya peran strategis untuk mengarahkan komitmen soliditas antara negara-negara yang ada. Ia menilai sengketa Laut China Selatan ini tidak cukup diwujudkan hanya berupa statemen, kecaman atau deklarasi bersama melainkan harus ada tindakan nyata.
"Setelah deklarasi macam-macam misalnya, maka masing-masing negara memiliki tanggungjawab untuk melakukan sesuatu demi mewujudkan itu. Lalu ada semacam norma yang mengikat negara-negara untuk melakukan itu," cetusnya.
Dafri menambahkan bahwa persoalan ini tak bisa diselesaikan secara parsial oleh masing-masing negara di Asia Tenggara. Melainkan harus ada upaya berupa pendekatan melalui atas nama ASEAN.
"Enggak bisa sendiri, harus melalui ASEAN karena dengan begitu posisi tawar kita lebih kuat. Asia Tenggara ini kan sangat strategis apalagi jika dikaitkan rivalitas China dan Amerika, dalam konteks Indo-Pasifik, ASEAN ini kan memegang peran penting," kata Dafri.
Baca Juga:Jadi Transportasi Delegasi KTT ASEAN, MRT Jakarta Dibuka Umum?
Sebagai informasi, Pertemuan KTT ke-43 ASEAN 5-7 September 2023 akan membahas beberapa tema penting. Di antaranya adalah Code of Conduct terkait Laut Cina Selatan, South East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ), ASEAN Maritime Outlook, ASEAN Outlook in Indo Pacific (AOIP), dan isu terkait Myanmar.