SuaraJogja.id - PSS Sleman ikut bertanggungjawab terhadap pengeroyokan yang dialami Media Officer, Ferdiansyah Alifurrahman. Manajemen klub membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk membuka insiden yang terjadi selepas PSS vs Madura United, Minggu (24/9/2023).
"TGPF dibuat sebagai bentuk keseriusan PSS dan PT LIB dalam mengusut tuntas insiden tersebut. TGPF terdiri dari Pihak Kepolisian, PT PSS, Panpel dan juga melibatkan Manajemen Madura United," tulis keterangan PSS Sleman di laman resmi klub, Kamis (28/9/2023).
Dalam keterangannya, PSS Sleman menyayangkan insiden yang seharusnya tak perlu terjadi. Insiden pengeroyokan yang diduga oleh oknum suporter tersebut menjadi terakhir kalinya terjadi di kompetisi sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, Madura United secara tegas akan mengusut kasus pengeroyokan yang dialami salah satu Media Officer-nya.
Baca Juga:Kantongi Bukti Pengeroyokan Media Officer Madura United, Polisi Kejar Pelaku di Sleman
Hal itu terjadi ketika manajemen dan pemain Madura United menggelar konferensi pers. Hal itu pun langsung dihentikan menyusul beberapa oknum tersebut merangsek masuk dan memukuli Ferdiansyah.
"Kami juga menempuh upaya hukum demi terangnya insiden ini," tulis keterangan resmi Madura United.
Di sisi lain, Polresta Sleman juga sudah mengantongi bukti pengeroyokan yang dialami salah satu manajemen Madura United.
Terdapat dugaan bahwa terduga pelaku tak hanya sendiri, melainkan terdapat lebih dari satu orang yang terekam melakukan pengeroyokan.
"Yang pasti lebih dari satu [pelaku]. Kalau tergambar di CCTV mungki 2-3 [orang]," Kapolresta Sleman, AKBP Yuswanto Ardi.
Beberapa rekaman CCTV sudah berhasil diidentifikasi. Selanjutnya polisi akan berkoordinasi dengan komunitas suporter untuk mencari pelaku tersebut.