SuaraJogja.id - Ratusan warga Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sleman mengalami krisis air bersih. Kondisi ini disinyalir akibat dampak kemarau yang berkepanjangan ditambah dengan penutupan aliran air di Selokan Mataram.
"Ya (awal bulan) sebenarnya kerasa setelah selokan mataram mati ini. Sebenarnya kemarin itu sudah berkurang tapi diperparah dengan selokannya mati. Jadi dua sebab itu kemarau panjang dan selokan mataram mati," kata Jagabaya Banyurejo Irwan Darmanta saat dihubungi, Kamis (5/10/2023).
Tercatat total ada tiga padukuhan yang terdampak krisis air bersih ini di antaranya adalah Plambongan, Tangisan dan Jambeyan. Berdasarkan pendataan, total ada 170 KK terdampak dari tiga padukuhan tersebut.
Dengan rincian Padukuhan Jambeyan dengan jumlah warga terdampak mencapai 111 KK. Lalu disusul Padukuhan Tangisan sebanyak 44 KK dan Padukuhan Plambongan 15 KK.
Baca Juga:Hujan Tak Kunjung Turun, Gunungkidul Perpanjang Status Siaga Darurat Kekeringan
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Sleman untuk mengajukan dropping air bersih. Permohonan itu pun sudah ditindaklanjuti dengan mengirimkan total 10 tanki hidran umum (HU) masing-masing berkapasitas 3.000 liter yang telah dipasang sejak sore tadi.
"Besok pagi (dropping air bersih) karena hari ini baru selesai dropping HU sekaligus dipasang alas dan HU-nya dibersihkan, besok pagi siap untuk dikirim," ungkapnya.
Diungkapkan Irwan krisis air bersih ini melanda wilayahnya hampir setiap tahun. Tahun sebelumnya pun kondisi tidak jauh berbeda akibat kemarau panjang dan selokan mataram yang juga ditutup.
"Iya. Betul (tahun) kemarin juga sama kekeringan juga, kami minta dropping air juga kemarin," ucapnya.
Sementara itu Kabid Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan dropping air akan diberikan esok pagi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu -Opak (BBWSSO). Sementara ini dropping dilakukan tiga kali dalam sehari dari tiga tanki BBWSSO berkapasitas 5-6 ribu liter per tanki.
"Sementara besok baru tiga kali dari tiga tanki dari BBWSO. Kemudian nanti kita pantau kurangnya kita ambil alih dulu, tetapi kemarin rembugan revitalisasi selokan mataram itu dari pihak pengelola dan proyek BBWSO tanggungjawab untuk membantu," terang Bambang.
Ke depan, BPBD Sleman masih akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai kondisi ini. Termasuk antisipasi hal serupa bila terjadi di daerah lain akibat dampak kemarau dan selokan mataram yang dimatikan sementara waktu.