SuaraJogja.id - Ahmad (29) tampak tengah merapikan sejumlah produk dagangannya yang terserak di meja etalase warung 24 jam miliknya.
Semburat merah tampak dari dua kelopak matanya, tanda ia urung tidur sejak semalam.
Setelah kelar menata dagangannya, ia meraih cangkir tak jauh dari meja etalase kemudian menyeruput sisa kopi semalam.
"Ini temen begadang semalam," ucapnya menunjuk cangkir kopi di hadapannya.
Ahmad dan sang istri Wilda (26) merupakan pemilik warung Madura 24 jam di kawasan jalan Timoho, Kota Jogja.
Wilda dan suaminya,Ahmad, merupakan orang Madura tepatnya dari Kota Sumenep.
Keduanya rutin bergantian menjaga warung 24 jam miliknya.
Wilda menyebut biasanya ia jaga dari pagi hingga malam hari. Sedangkan suaminya, Ahmad mulai jaga dari malam hingga pagi hari.
Meski demikian, tak jarang juga Ahmad ikut membantu menjaga warung saat pagi-siang hari, seraya menemani sang istri.
"Saya (Wilda) biasanya bagian jaga pagi sampai malam. Kalau suami (Ahmad) biasanya dari malam hingga menjelang pagi. Tapi ini juga suami dari tadi malam belum tidur, masih bantuin jaga bareng saya.", ujar Wilda.
Suka duka menjaga warung 24 jam sendiri pada dasarnya terletak pada bagaimana melawan rasa ngantuk saat malam hari. Bagi Ahmad, kebiasaan minum kopi untuk menghilangkan ngantuk ternyata sudah tidak mampu melawan rasa ngantuk itu sendiri.
Salah satu upaya yang biasa dilakukan adalah dengan berusaha menyibukan diri dengan apapun.
"Ya, entah itu beres-beres, ataupun mengecek ulang produk di masing-masing kabinet warung, pokoknya gerak aja biar ngga ngantuk," terangnya sambil terkekeh.
Sementara itu Warmindo Bakekok di Jalan Seturan juga menerapkan sistem buka 24 jam.
Dede (34), pria asli Kuningan, Jawa Barat yang juga sebagai salah satu pemilik dari warmindo ini mengatakan bahwa di warmindo bakekok pembagian waktu kerjanya adalah per 12 jam, dimulai dari jam 6 pagi.
- 1
- 2