SuaraJogja.id - Virus Cacar Monyet atau Monkeypox kembali ramai disorot di akhir Oktober 2023 ini. Virus ini sempat ramai pada awal 2023 lalu yag dituding sudah menyebar ke Indonesia.
Menanggapi ramainya sorotan dengan Virus Cacar Monyet, Pemkab Bantul memastikan bahwa sebaran virus tersebut di Bumi Projotamansari tidak ada.
"Sampai saat ini belum ada [cacar monyet]. Mudah-mudahan tidak ada sama sekali," ujar Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widyantara dikutip dari Harianjogja.com---jaringan Suarajojga.id, Kamis (26/10/2023).
Kendati tidak ada kasus virus cacar monyet di Bantul, Agus menekankan kepada warga agar lebih waspada. Pasalnya kasus ini sendiri sudah ditemui 15 pasien tertular di DKI Jakarta.
Baca Juga:Melonjak, Warga Terinfeksi Cacar Monyet di Jakarta Per Hari Ini Capai 13 Kasus
Ia menjelaskan ada beberapa gejala yang akan dialami seseorang yang terjangkit virus ini. Pertama-tama adalah rasa demam, lalu nyeri kepala yang cukup berat. Agus juga menyebutkan beberapa kondisi bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak dalam masa waktu sekitar lima hari usai bersentuhan dengan penderita.
Selanjutnnya, fase yang paling terlihat adalah munculnya ruam di sekujur kulit tubuh.
"Fase selanjutnya ada ruam di kulit. Biasanya ada lesi [bisul] yang sifatnya kenyal, relatif dalam dan tegas," kata dia.
Lesi tersebut akan mengalami pemudaran di pekan ke-2 dan ke-3. Secara medis, masa inkubasi tersebut terhitung 5-13 hari sejak tertular.
Penularan cacar monyet kata Agus banyak disebabkan karena kontak langsung dengan penderita. Apalagi ketika penderita memiliki luka terbuka.
Baca Juga:Pemkot Semarang Minta Warga Waspada dengan Kasus Cacar Monyet, Sudah ada 7 Kasus di Jakarta
Di sisi lain, penularan bisa lewat saluran pernapasan, selaput lendir lalu lewat mata, hidung dan mulut. Bahkan penularan bisa melalui droplet dan air liur.