SuaraJogja.id - Baru-baru ini ramai video seorang pendakwah terkenal, Gus Miftah sedang membagi-bagikan uang kepada warga yang bertemu dirinya di sebuah gudang besar yang ada di Madura. Narasi dari video tersebut menyebutkan bahwa Gus Miftah sedang menerapkan money politic.
Bukan tanpa alasan narasi itu muncul, mengingat Gus Miftah dikaitkan dengan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Bahkan dari potongan video terlihat seorang menujukkan kaus bergambar wajah Prabowo.
Hal itu mendapat respon dari pemilik Ponpes Ora Aji. Gus Miftah membantah bahwa bagi-bagi uang itu bukan money politic, melainkan sedang melakukan sedekah.
Ia juga mengaku bahwa kegiatan tersebut hanya silaturahmi dengan salah satu pengusaha di Pamekasan, Madura.
Baca Juga:Gus Miftah Bela Gibran saat Disebut Politik Dinasti, Singgung Megawati hingga SBY
"Haji Her [yang depan] pengusaha kaya Pamekasan tiap hari bagi sedekah di pasar, di sawah, pesantren, dan lain-lain. Kemarin saya silaturrahmi ke beliau," ujar Gus Miftah dikutip, Jumat (29/12/2023).
Menanggapi soal money politic, Gus Miftah menjelaskan bahwa dalam kegiatan tersebut, pengusaha asal Pamekasan ini sedang membagikan sedekah. Lantas ia diminta membantu untuk membagikan uang pecahan Rp50 ribu itu.
"Beliau pas mau sedekah, saya diminta ikut membagikan sedekahnya," klaim dia.
Gus Miftah sendiri membantah yang dilakukannya tak berkaitan dengan politik yang saat ini ia lakukan. Meski mendukung paslon nomor urut 2, kegiatan di Madura tersebut tak berkaitan dengan politik.
Gus Miftah memang tak hanya sekali mencuri perhatian publik menjelang Pemilu 2024. Sebelum viralnya bagi-bagi uang yang dituding money politic, Gus Miftah juga sempat dianggap melakukan hal serupa.
Saat itu, videonya ketika bertemu dengan seniman Muhammad Syakirun atau lebih dikenal Abah Kirun, Gus Miftah dituding sedang menyogok pelawak 64 tahun itu.
Dalam narasi yang beredar, Gus Miftah gagal membuat Abah Kirun untuk memberi dukungan ke paslon nomor urut 2, di mana santer dikatakan Abah Kirun mendukung paslon nomor urut 1.
Gus Miftah pun angkat bicara soal tudingan tersebut. Ia merasa difitnah, karena pertemuan tersebut adalah pengajian yang diadakan Abah Kirun yang ia hadiri. Sementara amplop tebal yang diberikan kepada Gus Miftah ditujukan untuk santri-santrinya di Ponpes Ora Aji
Di sisi lain, penerapan money politic saat Pemilu di Indonesia sebenarnya masih sering terjadi. Hal itu juga diklaim mampu menguntungkan calon yang bertarung untuk mendapatkan suara.
Kendati begitu, penerapan money politic dianggap curang dan bisa mendapat sanksi. Di sisi lain, fenomena money politic tak sepenuhnya menguntungkan pihak yang menerapkan hal itu.