Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi menyampaikan, salah satu pelaku yang tinggal di Yogyakarta, W, awalnya mengundang pelaku RD untuk datang menemui korban.
Setelah RD tiba di Yogyakarta, pelaku W kemudian langsung menjemput RD dan mengajaknya berkumpul di kosnya yang berada di Triharjo, Sleman.
Endriadi mengungkap, dua pelaku dan korban tergabung dalam komunitas yang memiliki aktivitas menyimpang atau kegiatan yang tak wajar. Aktivitas tak wajar itu pula yang menyebabkan korban R meninggal dunia.
Dua pelaku dan korban, kata Endriadi, melakukan kegiatan berupa kekerasan satu sama lain. Namun, karena aksi yang berlebihan, salah satunya harus kehilangan nyawa.
Baca Juga:Dishub Kota Jogja Catat Kenaikan Kendaraan Masuk saat Nataru Lebih Tinggi Dibanding Lebaran
Kendati demikian, Endriadi tak ingin menjelaskan lebih lanjut tentang aktivitas tidak wajar yang dilakukan oleh pelaku dengan korban. Ia mengungkap aktivitas tidak wajar yang berujung pada mutilasi itu terjadi pada Selasa, 11 Juli 2023 malam.
Sumbu Filosofi Diakui UNESCO
Tanggal 18 September 2023 menjadi hari bersejarah bagi warga Jogja terkhusus Keraton Yogyakarta karena sumbu filosofi yang sudah dirancang sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono I disahkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCo.
Penetapan tersebut berdasar dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B. 39 tanggal 18 September 2023 yang diumumkan dalam sidang ke45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committe di Riyadh, Arab Saudi.
Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap the Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks, diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang kemudian dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.
Baca Juga:Soal Perusakan Banner, Tim Pemenangan Daerah AMIN DIY Pastikan Tempuh Jalur Hukum
Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara,.