Aktivitas Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Luncurkan 4 Kali Awan Panas dan 189 Guguran Lava

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan deformasi yang signifikan.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 14 Januari 2024 | 21:43 WIB
Aktivitas Gunung Merapi Sepekan Terakhir, Luncurkan 4 Kali Awan Panas dan 189 Guguran Lava
Asap berwarna putih membumbung dari puncak Gunung Merapi yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, Selasa (26/12/2023). (ANTARA/HO-PVMBG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 5-11 Januari 2024.

"Pada minggu ini terjadi 4 kali awan panas guguran, 1 kali ke arah selatan [hulu Kali Boyong] dengan jarak luncur 1.000 meter dan 3 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (14/1/2024).

Sementara untuk guguran lava teramati sebanyak 189 kali ke arah selatan, barat daya, dan barat. Meliputi 8 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter, 178 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter dan 3 kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh maksimal 1.500 meter.

Baca Juga:Gunung Merapi Masih Luncurkan Ratusan Guguran Lava Dalam Sepekan Terakhir

"Suara guguran terdengar 10 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," imbuhnya.

Berdasarkan analisis morfologi kubah lava dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, Babadan, foto udara dan foto thermal dari survei drone tanggal 10 Januari 2024. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas awanpanas guguran dan guguran lava.

Titik panas tertinggi mencapai 338 derajat celsius, lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya. Untuk morfologi kubah tengah tidak teramati adanya perubahan yang signifikan.

"Pengambilan foto udara pada kubah tengah tidak maksimal karena terhalang asap," ucapnya

Lalu titik panas tertinggi mencapai 167,1 derajat celsius, lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 10 Januari 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.663.300 meter persegi dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter persegi

Baca Juga:Intensitas Kegempaan Gunung Merapi Menurun, Sepekan Luncurkan 147 Kali Guguran Lava

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 735 kali. Disusul gempa fase banyak 115 kali, 10 kali gempa tektonik, dan 4 kali gempa awan panas guguran.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan dengan minggu lalu," terangnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan deformasi yang signifikan.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini