Anggap Sudah Terjadi Kerusakan Moral Berbangsa, Profesor dan Guru Besar di Yogyakarta Serukan Tobat Etika dan Moral

Sejumlah profesor dan guru besar di Yogyakarta yang tergabung dalam Forum 2045 menyerukan tobat etika kepada para pemimpin bangsa terutama presiden Jokowi

Galih Priatmojo
Sabtu, 03 Februari 2024 | 15:35 WIB
Anggap Sudah Terjadi Kerusakan Moral Berbangsa, Profesor dan Guru Besar di Yogyakarta Serukan Tobat Etika dan Moral
Sejumlah profesor hingga guru besar di Jogja yang tergabung dalam Forum 2045 menyerukan tobat etika menyikapi kondisi politik terkini yang dianggap banyak terjadi penyimpangan hingga menepikan etika di Kampus UII Cik di Tiro, Sabtu (3/2/204). [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Para profesor dan guru besar yang tergabung dalam Forum 2045 menilai Indonesia kini berada di tepi jurang tuna etika. Mereka menyerukan tobat etika dan moral kepada para pemimpin bangsa agar kembali ke UUD 1945.

Kepala Senat UMY, Prof Heru Kurnianto Tri Tjahyono mengatakan jalan politik Indonesia telah secara vulgar, tanpa tedeng aling-aling, bertindak atau berperilaku, dengan tidak lagi mengindahkan etika. Bahkan sekarang cenderung melanggar etika dan moral. 

"kekuasaan negara yang seharusnya menjadi sarana rakyat untuk mencapai tata hidup bersama yang adil dan makmur, yang berdasarkan pada Pancasila dan Konstitusi, dalam nyatanya justru sebaliknya," kata dia di UII Kampus Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta, Sabtu (3/2/2024). 

Dia melihat kekuasaan negara seakan-akan diubah menjadi peralatan privat, yang melawan kepentingan publik. Sengan sangat jelas bagaimana kekuasaan telah menggunakan peralatan-peralatan publik, untuk kepentingan sempit, kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok.

Baca Juga:Gandeng Suara.com, Universitas Amikom Yogyakarta Tambah Peluang Kerjasama MBKM

Sayangnya, Presiden sebagai kepala negara dan segenap jajarannya yang seharusnya menyelenggarakan pemilihan umum sebagai wahana kedaulatan rakyat untuk suksesi kepemimpinan nasional secara baik, jujur dan adil namun ternyata dalam prakteknya justru berpotensi menjadi sarana mempertahankan atau melanggengkan kekuasaan. 

"Keadaan ini merupakan situasi yang buruk dan akan menjadi catatan sejarah yang buruk bagi generasi mendatang," kata dia.

Oleh sebab itulah, pihaknya berharap agar segala kerusakan moral dihentikan, dengan tobat etika dan moral. Tobat artinya mengakui bahwa telah terjadi pelanggaran etika dan moral, sanggup melakukan perbaikan serta berkomitmen untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. 

Pihaknya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan tobat etika dan moral untuk memperbaiki akhlak bangsa. Dengan langkah bersama maka diharapkan keadaan itu akan mendorong seluruh pihak, baik warga maupun para penyelenggara negara, termasuk pimpinan nasional untuk melakukan pertobatan. 

"Kami menyerukan kepada semua pihak, para pimpinan dan khususnya pimpinan nasional, untuk mempelopori suatu tobat etika dan moral," ujarnya.

Baca Juga:Presiden Jokowi Berharap Kampus UNU Yogyakarta Jadi Lokomotif Kemajuan Pendidikan

Dia menambahkan, segala yang melanggar etika dan moral, terutama penyelenggaraan kekuasaan negara yang patut diduga telah dipakai untuk kepentingan sempit atau bahkan menjurus kepada upaya melanggengkan kekuasaan. Sehingga dia berharap mereka yang melakukan itu hendaknya segera dihentikan dan mendapatkan koreksi yang fundamental. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak