Puluhan Warga Patuk Gunungkidul Mundur Jadi Penerima PKH, Ini Penyebabnya

Warga Padukuhan Salak, Kalurahan Semoyo, Patuk ini mengaku mendapat PKH sejak Tahun 2018. Dia menerima PKH sebesar Rp750 ribu setiap 3 bulan

Galih Priatmojo
Kamis, 21 Maret 2024 | 16:24 WIB
Puluhan Warga Patuk Gunungkidul Mundur Jadi Penerima PKH, Ini Penyebabnya
Warga Patuk, Gunungkidul mengundurkan diri sebagai PKH di hadapan Bupati Gunungkidul Sunaryanta. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Puluhan warga Kapanewon Patuk Gunungkidul menyatakan mengundurkan diri dari penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial lainnya. Mereka memilih berhenti jadi pemerima manfaat PKH karena merasa telah mampu. 

Di hadapan bupati Gunungkidul, Sunaryanta peserta forkompinca Kapanewon Patuk puluhan mereka melakukan Deklarasi pengunduran diri (graduasi mandiri) Kamis (21/3/2024). Mereka merasa sudah mampu dan tak berhak lagi menerima PKH

Salah satu warga yang mengikuti gerakan graduasi mandiri Riarni mengatakan, dirinya bersyukur karena sudah mendapat rejeki lebih dari cukup. Sehingga dia merasa perlu untuk mengundurkan diri dari Bansos PKH tersebut. 

"Ya biar memberi kesempatan kepada warga lain yang lebih membutuhkan," ujar dia.

Baca Juga:Satu Orang Meninggal Dunia, 53 Warga DIY Suspek Antraks

Warga Padukuhan Salak, Kalurahan Semoyo, Patuk ini mengaku mendapat PKH sejak Tahun 2018. Dia menerima PKH sebesar Rp750 ribu setiap 3 bulan sekali. Sebenarnya bantuan tersebut sangat bermanfaat utamanya untuk pembiayaan anak sekolah.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengapresiasi pengunduran diri mereka. Sebuah langkah yang tidak biasa yaitu menolak bantuan karena sudah merasa mampu secara finansial, sehingga tak mau lagi menerima bantuan dari pemerintah.

"Total ada 53 KPM yang sudah dinyatakan graduasi mandiri. Istilah tersebut ditujukan kepada KPM yang dengan kesadaran diri mundur dari daftar penerima bantuan PKH," kata Sunaryanta.

Orang nomor satu di Gunungkidul ini mengatakan langkah yang diambil ini dapat memberikan pembelajaran kepada masyarakat. Mereka mundur dengan kesadaran sendiri. Karena merasa sudah mampu. Sudah punya pekerjaan yang mapan.

Mereka mempunyai penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan setiap bulannya utamanya untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan sekolah putra putrinya.  deklarasi pengunduran diri sebagai peserta bansos PKH Secara mandiri ini diharapkan dapat dituru masyarakat lainya. Sehingga dapat memberikan kesempatan kepada warga yang lain yang berhak dan tepat menerima.

Baca Juga:Dinkes DIY Sebut 26 Warga Sleman dan 17 Orang Asal Gunungkidul Suspect Antraks, 1 Dinyatakan Meninggal

"Ya mudah mudahan dapat direplikasi, ini gerakan yang bagus sekian banyak warga mengembalkan bantuan kepada negara karena sudah merasa mandiri," tegasnya.

Panewu Patuk, Imam Santoso mengatakan, gerakan graduasi mandiri ini muncul dari inisiatif warga masyarakat. Mereka menuliskan surat pengunduran diri sebagai peneriman bansos dan surat diserahkan langsung kepada bupati.

"Banyak dari mereka yang kini memiliki usaha yang bagus. Kemarin dianggap tidak mampu sekarang mereka sudah mempu dan memiliki martabat," tegas Imam. 

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini