Pemkab Bantul Guyur Dana BKK Rp32 miliar untuk Program Padat Karya 2024

Dia mengatakankegiatan padat karya infrastruktur dengan anggaran BKK tersebut rinciannya sebanyak 276 lokasi dengan masing-masing lokasi dianggarkan sebesar Rp100 juta

Galih Priatmojo
Jum'at, 19 April 2024 | 20:32 WIB
Pemkab Bantul Guyur Dana BKK Rp32 miliar untuk Program Padat Karya 2024
ilustrasi padat karya

SuaraJogja.id - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggelontorkan anggaran yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp32 miliar untuk kegiatan padat karya infrastruktur tahun 2024.

"Kalau kegiatan padat karya yang bersumber dari anggaran BKK yang tahun 2024 itu ada sebanyak 300 lokasi dengan jumlah dana sebesar Rp32 miliar," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Istirul Widiastuti saat dikonfirmasi di Bantul, Jumat.

Dia mengatakan kegiatan padat karya infrastruktur dengan anggaran BKK tersebut rinciannya sebanyak 276 lokasi dengan masing-masing lokasi dianggarkan sebesar Rp100 juta, kemudian sebanyak 24 lokasi dengan masing-masing anggaran sebesar Rp200 juta.

Saat ini pihaknya sedang persiapan melakukan sosialisasi kegiatan padat karya kepada kelompok pekerja yang menjadi sasaran program, untuk kemudian dilakukan distribusi bahan bangunan sebelum pekerjaan fisik di lapangan.

Baca Juga:Gelontorkan Anggaran Sebesar Rp4,9 Miliar, Kulon Progo Gelar Program Padat Karya di 49 Titik

"Untuk tahapan sosialisasi kepada kelompok kita mulai 22 April, setelah itu distribusi bahan material bangunan, untuk pelaksanaannya kita rencanakan sekitar tanggal 10 Juni hingga awal Juli, dan nanti pekerjaan dimulai serentak pada 300 lokasi," katanya.

Dia mengatakan kegiatan padat karya infrastruktur BKK pada tahun 2024 pekerjaannya berupa pembangunan jalan cor blok, talud atau bangket, dan saluran drainase, yang memang dibutuhkan masyarakat di wilayah perdesaan.

Lebih lanjut dia mengatakan setiap kelompok pekerja pada masing masing lokasi padat karya berjumlah 26 orang terdiri ketua, tukang, dan pekerja, untuk yang anggaran Rp100 juta, sementara yang anggaran Rp200 juta per kelompok berjumlah 52 orang.

"Pekerja yang dilibatkan merupakan warga setempat. Jadi sasaran pekerja pada kegiatan padat karya adalah warga miskin, setengah penganggur, dan pengangguran," katanya.

Melalui kegiatan padat karya tersebut, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga, memberdayakan masyarakat meskipun sementara. Selain itu, meningkatkan akses perekonomian masyarakat setempat.

Baca Juga:Pembunuhan di Pantai Lorong Cemoro Parangtritis, Pelaku Dendam karena bakal Ditinggal Menikah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini