Bentuk Sekolah Perempuan, Pemkot Yogyakarta Wadahi Penyintas Kekerasan

Koper Kota Jogja diharapkan dapat menjadi wadah yang baik bagi para penyintas di Kota Jogja.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 19 Mei 2024 | 19:05 WIB
Bentuk Sekolah Perempuan, Pemkot Yogyakarta Wadahi Penyintas Kekerasan
Ilustrasi pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan seksual. [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meluncurkan program baru berupa Sekolah Perempuan (Koper). Sekolah ini sebagai respons dari Pemkot Jogja dalam tindaklanjut penanganan perempuan korban kekerasan di wilayahnya.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menuturkan sekolah ini nantinya bertujuan untuk menampung dan memberdayakan perempuan rentan korban kekerasan di Kota Jogja. Rencananya inovasi dari DP3AP2KB itu akan direalisasikan bulan ini.

"Tentunya akan memberikan edukasi, motivasi sekaligus membekali keteranpilan bagi perempuan kota khususnya korban kekerasan," kata Singgih, Minggu (19/5/2024).

Nantinya, Pemkot Jogja beserta seluruh stakeholder akan melibatkan pula akademisi dan praktisi untuk terlibat dalam sekolah tersebut. Tujuannya untuk memberikan edukasi sesuai dengan kompetensi masing-masing.

Baca Juga:Ramai Pelajar Diduga Tawuran di Umbulharjo, Satu Orang Terduga Pelaku Kabur hingga Sembunyi di Bawah Jembatan

"Sekolah bukan berarti ada gedung atau kepala sekolah, tapi minimal ini adalah wadah dimana terjadi pertemuan antara peserta atau siswa dan guru atau narasumber," terangnya.

Koper Kota Jogja diharapkan dapat menjadi wadah yang baik bagi para penyintas di Kota Jogja. Semua pihak diharap untuk mampu terlibat memaksimalkan implementasinya nanti agar lebih optimal.

Nantinya, Koper Kota Jogja akan bersifat tertutup. Hal ini sebagai komitmen Pemkot Jogja untuk tetap melindungi privasi dari para siswa atau peserta sekolah tersebut.

"Agar mereka [siswa] juga tidak merasa dikucilkan saat bersosialisasi di masyarakat," ucapnya.

Kabid Pemberdayaan Perlindungan DP3AP2KB Kota Jogja Ria Rinawati menambahkan program ini hadir menyusul jumlah kasus kekerasan perempuan di Kota Jogja yang relatif memprihatinkan dari segi jumlah. Saat ini setidaknya sudah ada 25 sampai 30 perempuan telah terdaftar dalam sekolah itu.

Baca Juga:Ditemani Tayangan Kartun Upin Ipin, Pria di Sleman Nekat Setubuhi Mahasiswi usai Ngabuburit

"Bentuk pemberdayaanya seperti pelatihan keterampilan dan sebagainya. Termasuk terkait literasi digital dan keuangan digital yang akan menjadi materi dalam sekolah perempuan," ujar Ria.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini