SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman menyayangkan keputusan sejumlah daerah melarang kegiatan study tour ke luar daerah para peserta didik. Pihaknya khawatir hal itu akan berdampak pada sektor pariwisata.
"Jadi disayangkan juga sih beberapa daerah yang melarang study tour itu karena enggak menyelesaikan masalah," kata Kepala Dispar Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, saat dihubungi, Selasa (18/6/2024).
Diakui Ishadi memang tidak ada penetapan target untuk kunjungan ke Kabupaten Sleman pada masa libur sekolah mendatang. Namun dikhawatirkan tidak diperbolehkannya aktivitas study tour keluar daerah itu akan berimbas negatif ke pariwisata di Bumi Sembada.
Menurutnya, pelarangan aktivitas study tour itu tidak terlalu mendesak. Mengingat berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi bukan semata-mata andil dari kegiatan pariwisata atau dalam bentuk study tour itu.
Baca Juga:Tak Hanya Sekolah Negeri, Disdikpora Kota Jogja Pastikan Sekolah Swasta Tetap Harus Izin Study Tour
"Sebenarnya kan pariwisatanya enggak salah kalau itu, yang salah itu manajemen perhubungannya to, KIR kendaraan dan lain-lain. Ya mestinya itu yang diperbaiki atau yang disalahkan bukan anak-anak tidak boleh study tour," ujarnya.
"Tetapi study tour kan tidak masalah sepanjang itu adalah manajemen transportasinya yang diperbaiki, ram cek kendaraannya dan sebagainya," imbuhnya.
Ishadi memberi contoh Kabupaten Sleman yang tidak melarang pelaksanaan study tour ke luar daerah bagi para peserta didik. Namun memang kemudian harus dilengkapi dengan perizinan sejumlah persyaratan.
Mulai dari meminta perizinan ke Dinas Pendidikan Sleman hingga pengawasan kepada angkutan yang digunakan. Nantinya pemeriksaan kelaikan kendaraan itu dilakukan oleh Dinas Perhubungan Sleman.
"Seperti di Sleman, di Sleman itu kan Dinas Pendidikan mewajibkan setiap sekolah yang mau study tour untuk meminta izin. Harapannya kan dengan izin itu kemudian pihak sekolah itu dapat mencari kendaraan yang lokal, yang di dalam daerah sehingga pemeriksaan kendaraan lebih mudah," tuturnya.
"Jadi yang diperbaiki itu manajemen transportasinya bukan kemudian melarang study tour, enggak bagus juga kan pariwisata kalau seperti itu," tambahnya.
- 1
- 2