SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mengumumkan bahwa sepanjang bulan Juli hingga Agustus 2024, sekitar 1.000 hektar lahan pertanian di Bantul akan memasuki masa panen bawang merah. Lahan-lahan ini mencakup baik lahan persawahan maupun lahan pasir.
Menurut Joko Waluyo, Kepala DKPP Bantul, lahan pertanian yang akan panen bawang merah tersebar di Kapanewon Srandakan, Sanden, Kretek, dan Dlingo. Setiap hektar lahan pertanian diprediksi mampu menghasilkan 20 ton bawang merah, sehingga total produksi dari 1.000 hektar lahan ini mencapai 20.000 ton.
"Harga jual bawang merah di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram," ungkap Joko dikutip dari Harianjogja.com--jaringan Suarajogja.id, Kamis (11/7/2024).
Joko menjelaskan bahwa keberhasilan panen kali ini berkat pelaksanaan elektrifikasi irigasi. Dengan sistem ini, para petani mampu menghemat penggunaan BBM hingga 80 persen, sehingga saat harga bawang merah menurun, kerugian yang dirasakan petani dapat diminimalisir.
Baca Juga:Viral Lima Wisatawan Terseret Ombak Pantai Parangtritis, 2 Orang Dilaporkan Tewas
"Untuk lahan pasir, sekitar 80 persen sudah menggunakan elektrifikasi irigasi," tambahnya.
Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, juga menyatakan bahwa para petani di wilayah tersebut terus berinovasi, salah satunya dengan menerapkan sistem tumpang sari bawang merah dan cabai pada lahan pasir. Inovasi ini terbukti memberikan nilai ekonomis tambahan bagi para petani.
"Kami sangat mendukung inovasi para petani ini karena memiliki nilai ekonomis tinggi," ujar Joko.