Lawan Stunting, Mahasiswa UGM Sulap Daun Kelor Jadi Snack Bar Lezat

Andika mengatakan ide pembuatan snack bar berbahan dasar daun kelor ini berangkat dari kegiatan pengabdian mahasiswa.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 24 Agustus 2024 | 16:17 WIB
Lawan Stunting, Mahasiswa UGM Sulap Daun Kelor Jadi Snack Bar Lezat
Mahasiswa UGM bikin snack bar berbahan dasar daun kelor untuk cegah stunting. (dok.Istimewa)

Kacang tanah dan edamame sendiri mengandung asam folat dan zat besi yang mendukung penguatan janin sehingga dapat mencegah stunting pada bayi yang lahir.

Pembuatan snack bar ini tak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja. Melainkan turut menargetkan pelatihan pengolahan daun kelor pada ibu-ibu PKK.

"Menggandeng ibu-ibu PKK sebagai mitra utama, diharapkan program PKM-PM Elsibarkelor ini dapat menjadi salah satu langkah nyata masyarakat dalam upaya menekan angka stunting di wilayah mereka," kata anggota tim PKM lainnya, Jatra.

Tidak hanya mengolah makanan untuk cegah stunting dari daun kelor, warga juga diberikan pelatihan penggunaan aplikasi Elsimil. Sehingga mereka dapat mengoperasikannya secara mandiri.

Baca Juga:Kementan Siapkan 1,5 Juta Hektare Lahan Sapi Perah Dukung Susu Gratis

Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalisasikan keberadaan aplikasi Elsimil yang diluncurkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Aplikasi ini memiliki tiga fitur utama, yaitu skrining yang mencakup calon pengantin, calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan keluarga yang memiliki bayi usia 0-59 bulan.

Termasuk beragam edukasi terkait kesehatan reproduksi dan cara menjaga kehamilan, serta konsultasi dengan ahli dari BKKBN.

"Dari awal ada pendampingan karena sebelum menikah itu ada kriteria yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Bahkan, sekarang sudah bekerja sama dengan Kementerian Agama sehingga siapa pun yang mau menikah itu harus mengisi skrining dari aplikasi Elsimil. Jadi, mereka harus dapat sertifikat dulu baru bisa mengajukan pernikahan ke KUA," tutur Novalino.

Program ini diharapkan mampu menekan angka stunting di Kelurahan Wonodri dan mendorong kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan daun kelor. Lebih dari itu dapat membantu mensukseskan program zero stunting yang digalakkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan aplikasi elsimil secara optimal.

Sebagai informasi, prevalensi stunting di Indonesia saat ini adalah 21,6 persen. Sementara target yang ingin dicapai adalah 14 persen pada 2024.

Baca Juga:Soroti Potensi Gempa Megathrust di Indonesia, Pakar UGM Tekankan Hal Ini

Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak