Belum Ada Kasus Cacar Monyet, Pemkot Jogja Tetap Waspada

Penyakit Mpox, kata Lana dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekitar 2- 4 minggu.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 31 Agustus 2024 | 21:00 WIB
Belum Ada Kasus Cacar Monyet, Pemkot Jogja Tetap Waspada
Ilustrasi Penyakit Cacar Monyet (Monkey pox). (unsplash/rodney james)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memperkuat kewaspadaan terhadap potensi penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di fasilitas pelayanan kesehatan. Masyarakat diminta lebih waspada dan segera memeriksakan ke puskesmas jika mendapati gejala-gejala Mpox.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwanah mengatakan hingga saat ini tidak ada temuan kasus Mpox di Kota Jogja. Kendati begitu, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan terkhusus puskesmas telah melakukan penguatan kewaspadaan.

"Bagi tenaga medis dan perawat yang menemukan gejala klinis mirip Mpox pada pasien segera melakukan identifikasi dan tatalaksana serta melaporkan kepada Dinas Kesehatan," kata Lana dalam keterangannya, Sabtu (31/8/2024).

Lana menjelaskan Mpox merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet atau Monkeypox Virus (MPXV). Penyakit Mpox masuk dalam kelompok zoonosis yaitu penyakit yang bisa ditularkan melalui hewan seperti kera ke manusia atau sebaliknya.

Baca Juga:Dari Nasirun hingga Seniman Cilik, Pameran "Indonesia 100%" UNU Yogyakarta Suguhkan Perspektif Berbeda tentang Nasionalisme

Kini penularan cacar monyet sudah berkembang antar manusia. Penularan Mpox bisa melalui berbagai macam cara mulai dari kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh melalui ciuman, sentuhan, oral, penetrasi vaginal maupun anal dengan seseorang yang terinfeksi Mpox.

Sedangkan penularan tidak langsung bisa lewat benda yang terkontaminasi, seperti tempat tidur penderita. Lana menyebut tidak ada kasus MPox pada tahun 2024 di Kota Yogyakarta.

"Makanya untuk mencegah penularan Mpox ini caranya membatasi kontak dengan suspek atau orang positif Mpox dan hewan yang berisiko menularkan," ujarnya.

"Lakukan pembersihan dan desinfeksi lingkungan. Segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila ada gejala Mpox," tambahnya.

Penyakit Mpox, kata Lana dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekitar 2- 4 minggu. Tapi dapat berkembang menjadi berat hingga kematian.

Baca Juga:Capaian Vaksin Polio di JogjaTembus 98 Persen, Dosis Kedua Dikebut

Gejala-gejala Mpox berupa demam, sakit kepala, sakit otot, nyeri bagian belakang tubuh, lemah tidak bertenaga dan bengkak kelenjar getah bening. Gejala khas Mpox adalah munculnya ruam pada wajah kemudian seluruh tubuh.

Kewaspadaan kasus Mpox di Kota Yogyakarta memang terus dilakukan. Mengingat frekuensi kunjungan dan mobilitas dari luar negeri yang tinggi.

Termasuk dengan adanya dugaan perubahan pola penularan melalui kontak atau interaksi langsung. Sebagaimana kasus di Kongo pada tahun 2024.

"Kami menghimbau kepada warga Kota Yogyakarta yang pulang dari perjalanan ke negara endemis atau berinteraksi dengan komunitas berisiko dan merasakan gejala klinis seperti Mpox untuk segera ke puskesmas," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini